Like if u like,,,,

13 Okt 2010

FAKTOR PENYEBAB KELAINAN ANAK

Ada berbagai faktor yang menyumbang terjadinya anak berkebutuhan khusus.
Adapun faktor tersebut meliputi :
1. Heriditer
Ilustrasi
Sepasang suami istri yang cukup bahagia dengan menunggu kelahiran anak pertamanya, kehamilan istrinya telah memasuki minggu ke 40. Setelah anaknya lahir betapa terkejutnya pasangan tersebut mendapatkan anak yang mengalami kelaian, dokter menyebutnya dengan down’s syndrome atau mongolism. Setelah mereka berkonsultasi dengan dokter ahli genetika maka diketahui bahwa pasangan suami istri tersebut memilki gen yang sama. Hal ini dimungkinkan masih adanya jalinan darah atau saudara dari pasangan suami istri tersebut. Adanya kesamaan gen pada pasangan suami istri memiliki resiko tinggi untuk melahirkan anak kelainan kromosome salah satunya adalah down’s syndrome atau mongolism, bagi anak down’s syndrome sering kelainanya adalah kelebihan kromosome pada pasangan kromosom ke-21 yang dikenal dengan trisome 21, dimana pada manusia terdapat 23 pasang kromosome.
Ilustrasi tersebut memaparkan bahwa faktor penyebab yang berdasarkan keturunan atau sering dikenal dengan genetik, yaitu kelainan kromosome. Pada kelompok faktor penyebab herediter masih ada kelianan bawaan non genetic, seperti kelainan pre- mature dan BBLR ( berat bayi lahir rendah) yaitu berat bayi lahir kurang dari 2500 gram, merupakan resiko terjadinya anak berkebutuhan khusus. Demikian juga usia ibu sewaktu hamil diatas 35 tahun memiliki resiko yang cukup tinggi untuk melahirkan anak berkebutuhan khusus seperti terlihat pada table berikut





Usia ibu kelahiran down’s S
20 tahun 1 dalam 2000
25 tahun 1 dalam 1200
30 tahun 1 dalam 1000
35 tahun 1 dalam 660
40 tahun 1 dalam 80
45 tahun 1 dalam 17
49 tahun 1 dalam 10
2. Infeksi
Merupakan suatu penyebab dikarenakan adanya berbagai serangan penyakit infeksi yang dapat menyebabkan baik langsung maupun tidak langsung terjadinya kelainan seperti infeksi TORCH (toksoplasma, rubella, cytomegalo virus, herpes), polio, meningitis,dsb. Sebagai gambaran dapat dikemukakan sebagai berikut.
Ilustrasi
Ada seorang ibu yang tengah hamil, dalam pemeriksaan dokter ternyata ibu tersebut mengidap virus teksoplasma maka oleh dokter dikatakan ibu tersebut memilliki resiko tinggi melahirkan anak berkebutuhan khusus. Dalam perjalanan kehamilan ibu tersebut sering mengalami resiko keguguran namun masih bias dipertahankan. Setelah memasuki masa kelahiran yaitu minggu ke-40 ternyata lahirlah bayi dengan resiko (DBR), artinya bayi yang akan dilahirkan tersebut memiliki resiko menjadi anak berkebutuhan khusus karena terinfeksi virus tokso, sedangkan virus tokso menyerang syaraf terutama syaraf pusat (otak) sehingga beresiko menjadi anak berkebutuhan khusus.
3. Keracunan
Ilustrasi
Seorang ibu muda sering merasa pusing dan mual-mual, untuk menghilangkan rasa pusing sepeeti biasa ia mengkonsumsi obat sakit kepala yang dijual bebas di pasaran. Setelah sekian lama kira-kira 2 bulan rasa pusingnya juga tidak pernah mereda, maka ia memeriksakan dirinya ke dokter. Dari pemeriksaan ternyata ibu tadi dinyatakan telah hamil kira-kira 2 bulan. Setelah mengetahui kehamilanya maka dia berhati-hati dalam mengkonsumsi obat-obatan, pada usia kehamilanya yang ke-40 minggu ibu tadi melahirkan anaknya dengan normal. Setelah mengikuti perkembangan anaknya ternyata anak tersebut usia 2 tahun belum dapat berbicara . padahal berdasarkan perkembangan anak normal seharusnya anak tersebut sudah dapat berbicara 1 sampai 2 patah kata. Anak tersebut mengalami keterlambatan wicara (delayed speech )
Ilustrasi tersebut diatas merupakan gambaran salah satu penyebab lahirnya anak berkebutuhan khusus. Masih banyak jenis keracunan yang merupakan penyebab yang cukup banyak ditemukan karena seperti pola hidup masyarakat, keracunan dapat secara langsung pada anak , maupun melalui ibu hamil. Munculnya FAS (fetal alcohol syndrome ) adalah keracunan janin yang disebabkan ibu mengkonsumsi alkohol yang berlebihan, kebiasaan kaum ibu mengkonsumsi obat bebas tanpa pengawasan dokter merupakan potensi keracuan pada janin. Jenis makanan yang dikonsumsi bayi yang banyak mengandung zat-zat berbahaya merupakan salah satu penyebab. Adanya pulusi pada sarana kehiduoan terutama pada pencemaran udara dan iar, seperti peristiwa Bhopal dan chernobil sebagai gambaranya.
4. Trauma
Kejadian yang tidak terduga dan menimpa langsung pada anak seperti proses kelahiran yang sulit sehingga memerlukan pertolongan yang mengandung resiko tinggi atau kejadian saat kelahiran saluran pernafasan anak tersumbat sehingga menimbulkan kekurangan oksigen pada otak atau (asfeksia) terjadinya kecelakaaan yang menimpa organ tubuh anak terutama pada bagian kepala. Bencana alam seperti gempa bumi sering menyebabkan kejadia trauma.
Ada seorang anak usia 4 tahun mengalami kejadian gempa bumi yang terjadi mengguncang yogyakarata tahun 2006. Anak tersebut mengalami frakturv pada tulang belakang, yang akhirnya menyebabkan anak tersebut mengalami kelumpuhan pada kedua kakinya secara permanen. Hal ini dimungkinkan karena adanya syaraf motoric angota gerak bawah anak tersebut yang mengalami kerusakan, karena pada sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Merupakan pusat syaraf otonom dan motorik.
5. Kekurangan gizi
Masa tumbuh kembang sangat berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak terutama pada dua tahun pertama kehidupan. Kekurangan gizi dapat terjadi adanya kelainan metabolisme maupun penyakit parasit pada anak seperti cacingan. Hal ini mengingat Indonesia merupakan daerah tropis yang banyak memunculkan atau tempat tumbuh kembangnya penyakit parasite dan juga karena kurangnya asupan makanan yang sesuai dengan kebutuhan anak pada masa tumbuh kembang. Hal ini didukung oleh kondisi penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan.
Jika dipandang dari sudut waktu terjadinya kelainan dapat dibagi menjadi :
a. Pre-natal
Terjadinya kelainan anak semasa dalam kandungan atau sebelum proses kelahiran. Misalnya seorang ibu yang tengah hamil muda >3bulan keracunan alkohol.
b. Peri- natal
Sering juga disebut natal waktu pada waktu terjadinya kelainan pada saat proses kelahiran dan menjelang serta sesaat setelah proses kelahiran.
c. Paska-natal
Terjdinya kelainan setelah anak dilahirkan sampai dengan sebelum usia perkembangan selesai (kurang lebih usia 18 tahun).

2 komentar:

  1. infonya membantu sekali, untuk menambah pengetahuan dan bahan tugas. terima kasiih

    BalasHapus
  2. hehehe sama2 sering maen saja di bangku kelas 3

    BalasHapus