Like if u like,,,,

24 Des 2010

Aplikasi pengalaman mempelajari bahasa Indonesia dalam jenjang pendidikan

Saya telah mempelajari bahasa Indonesia sejak saya duduk dibangku Taman Kanak-kanak sampai saat ini saya di bangku perguruan tinggi. Banyak hal yang telah saya dapatkan dari pembelajaran tentang pemakaian bahasa Indonesia dari bangku Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas sampai saat ini saya semester tiga di perguruan tinggi.

  1. Masa Taman Kanak-kanak

    Dimasa TK saya mulai mengenal lambing huruf, bunyi huruf, hingga penyusunannya menjadi sebuah kata. Ketika pertama dikenalkan dengan huruf, saya dan teman-teman mulai dengan mencontoh tiap huruf. Kami belajar dari huruf A sampai Z, dari huruf capital sampai dengan huruf kecil. Selain itu kami juga diajarkan menulis dengan huruf tegak bersambung. Ketika sudah lancer menulis semua huruf, saya dan teman-teman diajarkan untuk membunyikan tiap huruf dengan bunyi bahasa yang diajarkan oleh guru TK kami. Saya dan teman-teman mulai melafalkan tiap huruf dari A sampai Z. setelah lancer melafalkannya, saya dan teman-teman mulai diajari perbedaan huruf vocal dan huruf biasa. Huruf vocal terdiri dari a, I, u, e,dan o.

    Setelah kami hafal tiap huruf yang ada, kami mulai diajarkan ketahap selanjutnya yakni merangkai huruf-huruf tersebut menjadi sebuah kata yang memiliki arti. Untuk pertama kalinya saya dan teman-teman merangkai nama kami masing-masing dengan huruf-huruf yang baru kami pelajari. Sejak saat itulah saya mulai mengenal bahasa dan bunyi bahasa.


     

  2. Masa Sekolah Dasar

    Dimasa ini saat saya berada dikelas satu membaca saya belum terlalu lancer dan banyak kata-kata yang belum saya pahami artinya, karena itu guru bahasa Indonesia saya mengajar dengan metode menyimak, jadi saya dan teman-teman harus mendengarkan setiap perkataan yang diucapkan oleh guru kami. Ketika guru mulai mengajar dengan membacakan cerita saya dan teman-teman saya menyimak tiap alur cerita yang diceritakan oleh guru kami. Dan ketika sudah selesai membacakan cerita, guru kami akan bertanya pada saya dan teman-teman tentang isi cerita, tokoh yang ada dalam cerita, dan semua yang berhubungan dengan cerita yang baru saja kami dengarkan.

    Saat saya duduk dibangku kelas dua, saya mulai bias membaca dengan lancar. Jadi guru terkadang menyuruh saya dan teman-teman untuk membaca materi di dalam buku secara bergantian. Selain itu saya dan teman-teman mula I diajarkan tentang macam-macam karya sastra dalam bahasa Indonesia salah satunya puisi. Saat itu saya dan teman-teman membaca puisi sama seperti ketika kami membaca cerita biasa, dan ketika kami selesai membaca, guru kami baru member tahu tentang perbedaan membaca puisi dan membaca karya sastra lainnya.

    Seterusnya hingga saya beranjak ke kelas enam saya mulai diajari untuk membuat tugas membuat naskah pidato dan berpidato di depan kelas tanpa membaca teks. Awalnya saya dan teman-teman malu untuk maju tapi karena terus disemangati oleh guru kami pun mulai maju satu persatu. Banyak teman-teman saya yang lupa dengan isi pidato yang telah mereka buat sebelumnya sehingga butuh waktu lama untuk mereka berpidato di depan kelas, tapi beruntung saya bias menyampaikan isi pidato yang telah saya buat dengan baik meski kata-kata yang saya gunakan masih belum baku.


     

  3. Masa Sekolah menengah pertama

    Saat saya berada dibangku sekolah menengah pertama saya pun mendapatkan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Banyak hal baru yang saya dapatkan ketika belajar dibangku SMP ini, misalnya membuat cerpen dan dimuat di madding sekolah, membuat karyawisata berupa laporan dan penulisannya harus sesuai dengan yang telah diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, tiap ada kesalahan itu akan mengurangi nilai untuk laporan saya.

    Bahasa Indonesia yang diajarkan pun lebih mendalam dan terperinci, contohnya: majas-majas dalam puisi, majas hiperbola, majas litotes dan lain-lain. Saya dan teman-teman diberi tugas untuk mencari sebanyak mungkun majas-majas dalam beberapa puisi yang dinuat oleh guru, setelah itu saya dan teman-teman diberi tugas untuk membuat puisi dengan menggunakan majas-majas yang telah ditentukan oleh guru saya.

    Dengan beragam kesulitan akhirnya setelah selesai membuat tugas puisi tersebut saya dan teman-teman semakin mengeri tentang majas-majas yang ada dalam puisi.


     

  4. Masa Sekolah Menengah Atas

    Saat belajar Bahasa Indonesia di SMA saya banyak melakukan praktek bersama teman-teman. Contohnya kami mengadakan pentas drama dalam kelas. Dari hanya mengetahui tentang teori tentang drama, saya dan teman-teman jadi bisa mengerti rasanya menjadi pemain drama, mengerti tentang penokohan, mengerti tentang alur cerita, narasi dan sebagainya dalam drama.

    Banyak juga lomba-lomba yang diselenggarakan di SMA saya, salah satunya lomba madding antar kelas, dalam lomba tersebut kelas saya berhasil mendapat juara ke II dari 18peserta.

    Sejak saya duduk dibangku SMA saya mulai mengajar anak-anak sekolah Minggu di gereja saya. Sekolah minggu adalah sekolah yang diadakan oleh gereja yang diperuntukkan bagi anak-anak dari warga gereja. Rata-rata usia mereka adalah usia anak SD, jadi saya menggunakan metode yang dulu dipakai guru SD saya, yakni metode menyimak dan tanya jawab.

    Karena anak-anak tersebut ada yang sudah bias membaca,terkadang saya pun mengajak mereka untuk membaca bersama. Anak-anak tersebut akan merasa senang karena mereka bisa menunjukan kemahiran membaca mereka pada teman-teman sebayanya.

    Sampai akhirnya saya memutuskan untuk masuk jurusan Pendidikan Guru SD di salah satu universitas negeri di Jogjakarta.


     

  5. Masa Perguruan Tinggi

    Pada semester satu saya belum mendapatkan matakuliah yang berhubungan dengan Bahasa dan Sastra Indonesia, tapi ketika menginjak semester dua saya menadapatkan mata kuliah Bahasa dan Sastra Bahasa Indonesia dengan dosen pembimbing Bapak HB Sumardi MPd.

    Dalam mata kuliah ini saya semakin memahami tentang bunyi bahasa, bunyi vocal, keanekaragaman bunyi bahasa, dan lain sebagainya.

    Kemudian pada semester 3 saya juga mendapat mata kuliah Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan dosen pembimbing ibu Murtiningsih MPd. Banyak yang telah diajarkan oleh bu Murti pada saya dan teman-teman contohnya membuat cerpen, puisi, drama, prosa, apresiasi karya sastra dan peningkatan kemampuan berbahasa produktif dan segala macam jenis sastra yang ada sehungga pengetahuan saya semakin bertambah dalam bidang Bahasa dan Sastra Indonesia.

    Dengan belajar berbagai macam jenis sastra saya semakin percaya diri untuk mengajar baik di sekolah Minggu maupun besok saat saya akan menjadi seorang guru SD.


     

Catatan dari gandis aprilina…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar