Like if u like,,,,

20 Nov 2010

KECERDASAN

A. Pengertian Kecerdasan
Istilah kecerdasan diturunkan dari kata Intelegensi. Kata ini mempunyai makna yang sangat abstrak. Howard Gardner, seorang psikolog dari Universitas Harvard dalam bukunya Frames of Mind ( Gardner, 1983 ) mengemukakan sekurang – kurangnya ada tujuh kecerdasan dasar. Kemudian ia menambahkan kecerdasan kedelapan dan mempopulerkan teori kecerdasan majemuk. Menurut Gardner kecerdasan lebih dikaitkan dengan kemampuan seseorang memecahkan masalah dan menciptakan produk di lingkungan yang kondusif dan alamiah. Jadi tidak ada anak yang tidak cerdas, hanya saja kecerdasan satu orang dengan orang yang lainnya berbeda-beda. Gardner dalam bukunya yang berjudul 'Multiple
Intelligences" menegaskan bahwa skala kecerdasan yang selarna in dipakai ternyata
memiliki banyak keterbatasan sehingga kurang dapat meramalkan kinerja
yang sukses untuk masa depan seseorang. Gambaran mengenai spectrurn
kecerdasan yang luas telah membuka mata para orang tua maupun guru
tentang adanya wilayah-wilayah yang secara spontan akan diminati oleh
anak-anak dengan semangat yang tinggi. Dengan demikian, masing-masing
anak tersebut akan merasa pas menguasai bidangnya masing-masing. Bukan
hanya cakap pada bidang-bidang tersebut yang memang sesuai dengan
minatnya tersebut, namun juga akan sangat menguasainya sehingga menjadi
amat ahli.
Kecerdasan menurut Gardner :
a. kecerdasan Linguistik
adalah kemampuan mengunakan kata secara efektif, lisan maupun tertulis. Meliputi pula kemampuan memmanipulasi tata bahasa atau struktur bahasa, bunyi bahasa, makna, sehingga peka terhadap kata, kalimat, susunan, huruf, dan mampu menyusunnya dengan baik dan indah.
Ciri-ciri anak dengan Kecerdasan Linguistik yang menonjol antara lain;
• Mempunyai keterampilan pendengaran sangat berkembang
• Menikmati bermain-main dengan bahasa bunyi
• Paling cepat belajar dengan menggunakan kata-kata, mendengar, atau melihatnya.
• Gemar membaca
• Sibuk menulis cerita atau puisi
• Suka bercerita atau mendongeng
• Sangat mudah menghafal lirik lagu, kalimat ringkas.

Dalam kehidupan, Kecerdasan Linguistik memberikan kemampuan dalam berbicara, mendengarkan, membaca berbagai simbol dan tanda, karya tulis mulai dari sebuah memo, koran, majalah, buku hingga karya sastra yang bermutu tinggi. Dalam hal menulis pun, orang dengan Kecerdasan Linguistik tinggi akan mampu membuat tulisan mulai dari menulis memo, kalimat pendek, pantun, puisi, ringkasan laporan hingga laporan yang butuh analisa lengkap.
Di era modern ini, banyak orang memiliki Kecerdasan Linguistik yang menonjol menjadi seleberiti atau figur-figur publik yang sukses. Sebut saja di ataranya, Dr Andi Alfian Mallarangeng, yang di samping seorang ahli tata negara, juga merupakan pembicara sekaligus presenter hebat. Demikian pula dengan para penyiar, pengamat sosial, sekretaris, bahkan politisi.

Para pakar kecerdasan menyarankan ibu-ibu merangsang Kecerdasan Linguistik anak-anak dengan;
1. Aktif mengajak mereka berkomunikasi sejak masih dalam kandungan.
2. Ketika anak berusia balita, ibu harus sering mengajaknya berbicara, mendongeng, dan mendengarkan berbagai bunyi-bunyian.
3. Nutrisi yang tepat mesti diberikan, dengan tidak lupa memberi mereka susu, bahkan sejak si anak masih dalam kandungan hingga masa pertumbuhkan.

Ciri-ciri lebih lanjut anak-akan memiliki potensi Kecerdasan Linguistik antara lain suka menulis kreatif, mengkhayal atau bercerita, mengeja kata-kata dengan tepat dan mudah, suka mengisi teka-teki silang, menikmati mendengarkan kata-kata dan cerita, mendengarkan radio, dongeng, mempunyai kosa kata yang lebih baik untuk anak-anak seusianya, dan unggul dalam pelajaran bahasa.

b. Kecerdasan Matematis Logis
Kemampuann menggunakan angka dengan baik, melakukan penalaran dengan benar. Kepekaan pada pola dan hubungan antar hal, fungsi logis dan abstraksi lain. Proses yang digunakan dalam kecerdasan ini antara lain kategorisasi ( pengelompokan sesuatu ), klasifikasi ( pemisahan ), pengambilan kesimpulan, generalisasi, penghitungan, dan pengujian hipotesisi.
Kecerdasan matematik-logika sendiri memuat kemampuan seseorang
dalam berpikir secara induktif dan deduktif, kemampuan berpikir menurut
aturan logika, memahami dan menganalisa pola angka-angka serta
rnemecahkan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir.
Anak-anak dengan kecerdasan matematik-logika tinggi cenderung
menyenangi kegiatan menganalisa dan mempelajari sebab-akibat terjadinya
sesuatu. Ia menyenangi berpikir secara konseptual, yaitu misalnya
menyusun hipotesis, mengadakan kategorisasi dan klasifikasi terhadap apa yang
dihadapinya. Anak-anak semacam ini cenderung menyukai aktifitas
berhitung dan memiliki kecepatan tinggi dalam menyelesaikan problem matematika.
Apabila kurang memahami, maka mereka akan cenderung berusaha untuk
bertanya dan mencari jawaban atas hal yang kurang dipahami tersebut.
Anak-anak ini juga sangat menyukai berbagai permainan yang banyak
melibatkan kegiatan berpikir aktif, seperti : catur, bermain teka-teki
dan sebagainya.

c. Kecerdasan Spasial
Kemampuan mempersepsikan dunia spasial – visual secara akurat, dan mentransformasikannya. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan antar unsure tersebut, kemampuan untuk membayangkan, mempresentasikan ide secara visual, mengorientasikan diri secara tepat dalam matriks spasial. Kecerdasan visual spasial memuat kemampuan seseorang untuk
memahami secara lebih mendalam hubungan antara obyek dan ruang.
Anak-anak ini memiliki kemampuan misalnya untuk menciptakan imajinasi
bentuk dalam pikirannya, atau kemampuan untuk menciptakan bentuk-bentuk
tiga dimensi seperti dijumpai pada orang dewasa yang menjadi pemahat
patung atau arsitek suatu bangunan. Kemampuan membayangkan suatu bentuk
nyata dan kemudian memecahkan berbagai masalah sehubungan dengan
kemampuan ini adalah hal yang menonjol pada jenis kecerdasan
visual-spasial ini. Anak-anak demikian akan unggul dalam pernainan
mencari jejak pada suatu kegiatan di kepramukaan misalnya.

d. Kecerdasan Kinestetis-Jasmani
Merupakan keahlian untuk menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide atau perasaan, ketrampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu.kelentuaran, kekuatan, atau hal yang berhubungan dengan sentuhan. Hal ini dapat dijumpai pada anak-anak yang unggul pada salah satu cabang olaraga, seperti misalnya bulu tangkis, sepakbola, tenis, berenang, dan sebagainya. Atau bisa pula tampil pada anak-anak yang pandai menari, trampil bermain acrobat atau unggul dalam bermain sulap.

e. Kecerdasan Musical
Kecerdasan musikal memuat kemampuan seseorang untuk peka
terhadap suara-suara non verbal yang berada di sekelilingnya. termasuk
dalam hal ini adalah nada dan irama.Anak-anak jenis ini cenderung senang sekali mendengarkan nada dan irama yang indah, apakah itu melalui senandung yang dilagukannya sendiri, mendengarkan kaset/ radio, pertunjukan orkestra atau alat musik yang dimainkannya sendiri. Mereka juga lebih mudah mengingat sesuatu dan
mengekspresikan gagasan-gagasan apabila dikaitkan dengan musik.

f. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan Inter-personal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain, Mereka cenderung untuk memahami dan
berinteraksi dengan orang lain, sehingga rnudah dalam bersosialisasi
dengan lingkungan disekelilingnya. Kecerdasan semacam ini juga sering
disebut sebagai kecerdasan sosial, dimana selain seorang anak mampu
rnenjalin persahabatan yang akrab dengan teman-termannya juga termasuk
kemampuan seperti memimpin, mengorganisasi, menangani perselisihan antar
teman, memperoleh simpati dari anak-anak yang lain, dan sebagainya.

g. Kecerdasan Intra Personal
Kecerdasan Intra-personal menunjukkan kemampuan seseorang untuk
peka terhadap perasaaan dirinya sendiri, Ia cenderung mampu untuk
mengenali berbagai kekuatan maupun kelemahan yang ada pada dirinya
sendiri. Anak-anak semacam ini senang melakukan introspeksi diri,
mengkoreksi kekurangan maupun kelemahannya, kemudian mencoba untuk
memperbaiki diri. Beberapa diantaranya cenderung menyukai kesunyian dan
kesendirian, merenung dan berdialog dengan dirinya sendiri.

g. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan Naturalis yaitu kemampuan seseorang untuk peka terhadap Lingkungan alam. Misalnya senang berada di lingkungan alam yang
terbuka seperti pantai, gunung, cagar alam, hutan, dan sebagainya.
Anak-anak dengan kecerdasan seperti ini cenderung suka mengobservasi
lingkungan alam seperti aneka macam bebatuan, jenis-jenis lapisan tanah,
aneka macam flora dan fauna, benda-benda di angkasa, dan sebagainya.
Melalui konsepnya mengenali kecerdasan multiple atau kecerdasan
ganda ini, Gardner ingin mengkoreksi keterbatasan cara berpikir yang
konvensional mengenai kecerdasan. Dimana seolah-olah kecerdasan hanya
terbatas pada apa yang diukur oleh beberapa test inteligensi yang sempit
saja, atau sekedar melihat prestasi yang ditampilkan seorang anak
melalui ulangan maupun ujian di sekolah belaka.

teori kecerdasan dan klasisifikasi kecerdasan

///
Teori Kecerdasan

Untuk mendefinisikan hakekat intelegensi terdapat berbagai perbedaan.perbedaan ini terjadi disebabkan oleh perbedaan pengertian dasar dalam memandang mengamati apa yang disebut perilaku intelegen. Cara memandang ini disebut teori. Teori yang dipakai acuan untuk men definisikann hakekat intelegensi ( Subino Hadisubroto, 1984 : Moh. Surya.1979 ). Yaitu meliputi:

Teori keturunan lingkungan

Teori ini mempunyai 3 anak teori. Pertama intelegensi lebih ditentukan oleh keturunan daripada oleh lingkungan. Ada 4 tokoh yang memperkuat teori ini, yaitu Arthur R Lensen ( 1969 ) menyimpulkan intelegensi lebih ditentukan oleh keturunan daripada lingkungannya. Sir Curil Burt ( 1955 ) memandang intelegensi sebagai kemampuan berpikir umun yang dibawa sejak lahir. Woodrow ( Butcher, 1973 ) memandang intelegensi sebagai kapasitas bawaan. David Wechsler ( 1943 ) memandang bahwa intelegensi itu sebagai kapasitas bawaan serta kapasitas yang bulat untuk bertindak secara terarah, berfikir rasional, dan berhubungan dengan lingkungan secara efektif.
Teori kedua : memandang intelegensi lebih ditentukan oleh lingkungan daripada keturunan. Tokohnya adalah Ierome S. Kegan ( 1969 ).
Teori ketiga memandang intelegensi sebagai hasil antara lingkungan keturunan dan interaksi antara keduanya. Tokoh tokohnya diantaranya Crow ( 1972 ) Hilgard ( 1962 ) Ross ( 1974 ) dan Clark 1983. konsep-konsepnya dapat dirumuskan bahwa perkembangan intelektual merupakan hasil interaksi antara pola genetic dan pengaruh lingkungan.

Teori Epistimologis-Biologis
Teori ini mempunyai dua anak teori.yang pertama memandang bahwa intelegensi sebagai kemampuan berfikir jernih, analitis, dan komprehensif.
Teori kedua memandang intelegensi sebagai kemampuan menyesuaikan diri terhadap situasi yang baru ( biologis ),salah satu tokohnya adalah john Peaget

Teori Struktural
Terdapat dua model teori structural yang dapat dikemukakan yaitu model structural Guilford dan model Facet Guttman. Model structural Guilford dikenal dengan sebutan The Structure of Intellect ( SOI ). Teori ini membedakan berfikir konvergentif dengan divergentif. Tes yang mengukur sisi konvergentif menghendaki test ini mencari satu jawaban betul atas suatu persoalan, sisi inilah yang dinamakan kecerdasan. Sedangkan tes yang mengukur sisi divergentif menghendaki tes ini mencari sejumlah alternative jawaban atas suatu permasalahan.dimaksudkan untuk mengukur kemampuan berpikir divergentif / kreativitas. Guilford berpendapat bahwa intelegensi dibangun atas 3 mantra,yaitu ; operasi, isi dan hasil.
Guttman ( Subino Hadisubroto, 1984 ) mengemukakan bahwa ada tigga kategori tes intelegensi, yakni tes yang disusun di dalam bentuk gambar-gambar, symbol-simbol, dan kata-kata bermakna, menurut Guttman model tersebut belum lengkap. Untuk melengkapinya Guttman mengusulkan butir-butir soal analitis dan prestasi belajar ke dalam tes intelegensi tersebut.

Teori Faktorial

Teori ini mempunyai berbagai variasi, diantaranya teori satu factor Binet. Teori dua factor Spearmen, teori dua factor Holzinger, teori bertingkat Philip E Vernon, Teori tiga factor Sternberg, dan teori tujuh .

a. teori factor Binet berpendapat bahwa intelegensi itu terbangun atas satu factor saja, yaitu factor genetic saja ( Freeman, 1965 ). Yang dimaksudkan dengan factor adalah kemampuan umum.

b. Teori dua factor Spearman, intelegensi terbangun atas dua factor, yaitu factor general ability ( “g” dan special ability “s”) .

c. Teori dua factor Helpzinger merupakan variasi dari teori Spearman. Beliau berpendapat bahwa tes yang tidak memenuhi syarat proporsionalitas tidak perlu dipandang sebagai pengganggu dan harus dibuang dari baterai tes yang bersangkutan. Sepanjang bagian-bagian tes lainnya dari tes tersebut memiliki factor kebersamaan yang sama.

d. Teori bertingkat Philip E. Veron ini mirip dengan konsepsi Spermen .menurut verao( Subino Hadi subroto 1984) bahwa dibawah factor G , terdapat 2 faktor yang utama yang masing-masing adalh factor pendidikan verbal dan factor praktis.

e. Teori tiga factor Sternberg’s Triarchic teory (K=Laura E. Brek, 1994). Teori ini menegskan bahwa ketrampilan memproses informasi, pengalaman terdahulu yang berkaitan dengan tugas dan factor-faktor kontekstual atau cultural itu berinteraksi untuk menentukan perilaku intelejen.

Berdasarkan deskripsi teori –teori tersebut di atas, kiranya sulit dikemukakan satu-satunya rumusan definisi kecerdasan yang tepat .oleh karena rumusan definisi kecerdasan sangat tergantung pada teori mana yang relevan untuk kepentingan apa


Klasifikasi Kecerdasan

Secara konvensiaonaln klasifikasi kecerdasan dewasa ini masih mengikuti klasifikasi yang di kembangkan oleh Binet dan Simon yaitu
idiot dengan IQ : 30 kebawah ,
embisil IQ 31-50,
debil 51-70,
slow learner dengan IQ 71-90,
normal 91-110
rapid learner dengan IQ 111-120
dan gifted dengan IQ 131 ke atas.
Untuk mengetahui IQ dapat dihitung melalui membagi usia mental anak usia kronologis (CA) dan mengalikan dengan 100.
IQ= MA/CA X 100

Anak yang mendapat di atas IQ 100 menujukkan rata-rata dan anak yang mendapat di bawah 100 masuk dalam kelompok yang berkecerdasan rendah.

Faktor kecerdasan dalam Belajar dan Perkembangan anak

--------
Pada dasarnya Kemampuan manusia dapat dibedakan atas kemampauan intelektual dan non intelektual . bila ditelaah lebih jauh , prestsi belajar berkaitan dengan kecerdasan (intelegensi). Bahkan prestasi belajar sangat ditentukan oleh factor kecerdasan . Tylor(1974) menegaskan bahwa (Kecerdasn seharusnya tidak didefinisikan sebagai kemampuan belajar umum , melainkan kecerdasan itu secara jelas berkaitan dengan keberhasilan sekolah dan berbagai jenis prestasi hidup yang vtergantung pada pendidikan).

Perkembangan kecerdasan anak kiranya tidak dapat diragukan lagi bahwa intervansi sejak dini ( baik di keluarga maupun sekolah), memiliki sumbangan yang sangat berarti bagi perkembangan kecerdasan anak.

Laura E Beck (1994) mengemukakan dua hasilmyang memberikan dukungan terhadap pentingnya intervensi dini

1. bahwa proyek Head Start memiliki pengaruh yang minimal terhadap kecerdasan anak dan prestasi belajarnya . Dalam proyek ini subjek studinya berasal dari keluarga yang berekonomi rendah. Dan menurut temuan Jensen (1969) dinyatakan bahwa kecerdasn anak yang rendah pada keluarga miskin sebagian besar dipengaruhi oleh keturunan dan sangat sulit untuk diubah.

2. studi yang bersifat longitudinal yang dikoordinasikan oleh konsorsium hasil studi menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapatkan perlakuan cenderung menunjukkan skor IQ dan prestasi lebih tinggi dari pada kelompok control dini pada dua smpai tiga tahun pertama di SD. Stephen Ceci (1990,1991) menegaskan bahwa kehadiran anak di sekolah secara tidak teratur menimbulkan pengaruh yang lebih besar terhadap IQ . Sebaliknya anak yang mendapat perlakuan di Sekolah lebih teratur akan mendapatkan kenaikan 10 hingga 30.

Bertittik tolak dari kondisi tersebut , Ceci (1991) menegaskan bahwa sekolah dapat berpengaryuh positif terhadap tingkat kecerdasan paling tidak melalului tiga cara yaitu:

Mengajari anak tentang pengetahuan factual sesuai dengan pertanyaan yang diujikan
mempromosikan ketrampilan memproses informasi, seperti strategi mengingat dan kategorisasi melalui item-item test dan mendorong sikap dan nilai yang mampu memelihara kinerja dan menyelesaikan tugas secra sucses, seperti mendengarkan dengan sungguh-sungguhb pertanyaan oerang dewasa(guru) , menjawab debgan ketentuan waktu, dan mencoba bekerja kera.

FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI

Pengertian Fotosintesis

Pada awal tahun 1600an,Jan Van Helmont dokter dan ahli kimia melakukan percobaan untuk mengetahui factor yang menyebabkan massa tumbuhan bertambah dari waktu ke waktu. Helmont menyimpulkan bahwa massa tumbuhan hanya karena pemberian air. Tapi pada tahun 1720 ahli Botani Inggris Stephen Hales berhipotesis bahwa ada factor lain yang berperan selain air yaitu udara.
Pada tahun 1778 Jan Ingenhousz menemukan bahwa cahaya matahari berpengaruh pada tumbuhan sehingga dapat ’’ memulihkan’’ udara yang ’’rusak’’

Akhirnya ditahun 1796 Jean Senebier menunjukkan bahwa udara yang rusak dipulihkan itu adalah karbondioksida yang diserap oleh tumbuhan daalm fotosintesis.

Tidak lama kemudian, Theodore de Soussure berhasil menujukkan hubungan antara hipotesis Stephen Hale dengan percobaan –percobaan ’’ Pemulihan’’ udara. Ia menemukan bahwa peningkatan massa tumbuhan bukan hanya karena penyerapan karbondioksida tetapi juga oleh pemberian air. Melalui serangkaian eksperimen inilah akhirnya pada tahun 1800an para ahli berhasil menggambarkan persamaan umum dari fotosintesis yang menghasilkan makanan (seperti glukosa) meskipun masih ada langkah-langkah dalam fotosintesis yang belum dipahami.
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan hijau , alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya.




Proses Fotosintesis pada Tumbuhan Hijau

1. Komponen Fotosintesis
Untuk membuat makanan, tumbuhan memerlukan bahan-bahan. Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah air dan karbondioksida. Fotosintesis terjadi pada tumbuhan yang mengandung klorofil dengan bantuan cahaya matahari.

2. Proses dan Hasil Fotosintesis
Air tanah mengandung zat hara yang membantu menyuburkan tumbuhan. Tumbuhan mengambil air tersebut dengan cara menyerapnya dari dalam tanah. Akar pada tumbuhan yang bertugas untuk menyerapnya. Air yang diserap oleh rambut akar masuk ke batang melalui pembuluh kayu. Kemudian, air yang mengandung zat hara disebarkan kesemua bagian tumbuhan, seperti ranting dan daun.
Karbondioksida dari udara masuk ke tubuh tumbuhan melalui pori mikroskopik yang disebut Stomata (dalam bahasa Yunani berarti mulut) dan Lentisel
Tumbuhan menangkap cahaya mengunakan pigmen yang disebut Klorofil yang terdapat pada Kloroplas. Energi cahaya yang diserap klorofil inilah yang mengerakkan sintesis molekul makanan (air hara) dalam kloroplas. Kloroplas ditemukan terutama dalam sel Mesofil yaitu jaringan yang terdapat dibagian dalam daun.
Para Saintis telah mencoba selama berabad-abad untuk menyatukan potongan-potongan proses yang digunakan tumbuhan untuk membuat makanan. Dengan menggunakan rumus molekul, kita dapat merangkum Fotosintesis dengan persamaan kimia,

Karbondioksida + air


6CO2 +6H2O C6H12O6 + 6O2
Fotosintesis bukanlah merupakan proses tunggal, tetapi dua proses.

3. Faktor Penentu Laju Fotosintesis
Faktor penentu laju fotosintesis
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis:

a. Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya

b. Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis

c. Suhu
Fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu.

d. Kadar Air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.

e. Kadar Fotosintat
Kadar fotosintat (hasil fotosintesis) Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.


C. Pengertian Respirasi
Respirasi adalah suatu proses pengambilan oksigen untuk memecah senyawa organic menjadi karbondioksida, air dan energi. Respirasi ini akan menghasilkan energi kimia untuk kegiatan kehidupan seperti bergerak dan pertumbuhan. Respirasi pada hakikatnya adalah reaksi reduksi, dimana senyawa organic dioksidasi menjadi karbondioksida dan oksigen yang diserap mengalami reduksi menjadi air.
Respirasi dapat digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan ketersediaan oksigen di udara yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob merupakan proses respirasi yang membutuhkan oksigen, sebaliknya reaksi anaerob merupakan proses respirasi yang berlangsung tanpa membutuhkan oksigen. Reaksi anaerob disebut juga fermentasi.


D. Proses Respirasi

1. Proses Respirasi pada Tumbuhan
Selain mengalami fotosintesis tumbuhan juga mengalami respirasi. Respirasi pada tumbuhan disebut fotorespirasi. Pada tumbuhan tinggi, senyawa karbohidrat merupakan senyawa respirasi utama. Respirasi tumbuhan pada hakikatnya adalah kebalikan dari fotosintesis.
Secara umum respirasi pada tumbuhan dapat ditulis sebagai berikut :

C H O + O 6CO + H O + Energi
Proses respirasi diawali dengan adanya penangkapan oksigen dari lingkungan. Oksigen yang digunakan dalam respirasi masuk ke dalam setiap sel tumbuhan dengan difusi melalui ruang antar sel, dinding sel, sitoplasma dan membrane sel. Oksigen yang digunakan dalam respirasi melalui beberapa tahap :

a. Glikolisis
Yaitu pengubahan glukosa menjadi molekul asam piravat.

b. Daur Krebs
Merupakan pembingkaran asam piravat secara aerob menjadi karondioksida dan air serta energi kimia.

c. Rantai transportasi Elektron Respiratori
Dari siklus Krebs dilanjutkan dengan oksidasi akan terbentuk air sebagai hasil sampingan respirasi. Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui stomata.


Laju respirasi pada tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor :

a. Ketersediaan Substrat (senyawa awal)
Tumbuhan yang memiliki kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula dan sebaliknya.

b. Ketersediaan Oksigen
Ketersediaan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.

c. Suhu
Laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10°C, namun hal ini tergantung pada masing – masing spesies.

d. Tipe Umur Tumbuhan
Tumbuhan muda menunjukkan laju reaksi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan tua. Demikian pula pada organ yang sedang dalam masa pertumbuhan.


2. Sistem Respirasi pada Hewan

a. Sistem Respirasi pada Protozoa
Respirasi pada protozoa dilakukan melalui seluruh permukaan selnya. Oksigen dan karbondioksida masuk dan keluar melalui membrane sel secara difusi. Respirasi melalui seluruh permukaan tubuh disebut respirasi langsung. Contoh hewan yang melakukan respirasi secara langsung antara lain amoeba dan paramecium.

b. Sistem Respirasi pada Cacing
Cacing tidak memiliki alat respirasi khusus. Respirasi cacing dilakukan melalui permukaan kulit yang basah. Oksigen masuk ke tubuh cacing melalui kulit, kemudian masuk ke pembuluh darah kapiler. Oksigen diikat oleh hemoglobin. Hemoglobin cacing tanah larut dalam plasma darah. Oksigen diikat kemudian diedarkan keseluruh sel tubuh.

c. Sistem Respirasi pada Insecta
Insecta berespirasi dengan menggunakan tabung udara yang disebut trakea. Udara keluar masuk ke pembuluh trakea melalui lubang–lubang kecil yang disebut stigma atau spirakel. Setiap ruas tubuh insecta terdapat sepasang spirakel. Spirakel dilengkapi dengan bulu–bulu untuk menyaring debu. Spirakel dapat terbuka dan tertutup karena adanya katup–katup yang diatur oleh otot. Tabung trakea bercabang–cabang menjadi trakeolus. Trakeolus bergabung menjadi pembuluh halus yang mencapai seluruh sel–sel tubuh.
Proses respirasi serangga terjadi karena gerakan otot tubuh secara teratur. Kontraksi otot–otot tubuh mengakibatkan pembuluh trakea mengembang dan mengempis. Pada saat trakea mengembang udara masuk melalui spirakel selanjutnya masuk kedalam trakea lalu ke trakeolus dan masuk ke dalam sel–sel tubuh. Oksigen berdifusi ke dalam sel–sel tubuh. Karbondioksida hasil respirasi diangkut melalui system trakea dan akhirnya dikeluarkan melalui spirakel. Karbondioksida keluar dari tubuh pada waktu trakea mengembang.


3. Sistem Respirasi pada Ikan
Ikan memiliki alat respirasi khusus yaitu insang yang terdapat pada sisi kiri dan kanan kepala. Oksigen dalam air berdifusi pada sel–sel insang. Darah dalam pembuluh darah pada insang mengikat oksigen dan membawanya beredar ke seluruh jaringan tubuh. Insang ikan tersusun atas bagian–bagian berikut :

a. Tutup insang (operculum), berfungsi melindungi bagian kepala dan mengatur mekanisme aliran air sewaktu bernafas.

b. Membran brankiostega, berfungsi sebagai katup pada waktu air masuk kedalam rongga mulut.

c. Lengkung insang.

d. Membran (filamen) insang berwarna kemerahan.

e. Lembaran insang berfungsi untuk menjaga agar tidak adan benda asing yang masuk ke dalam rongga insang.

Mekanisme respirasi ikan diatur oleh mulut dan tutup insang. Pada waktu tutup insang mengembang, membrane brankiostega menempel rapat pada tubuh sehingga air masuk lewat mulut. Air tersebut tersaring oleh rigi – rigi pada lengkunginsang, kemudian masuk ke insang. Pengikatan oksigen dan pelepasan karbondioksida terjadi dalam insang. Oksigen diikat oleh sel darah merah karbondioksida meninggalkan darah dan larut kedalam air. Oksigen diedarkan kesemua bagian tubuh oleh pembuluh nadi.


4. Respirasi pada Ampibhi
Alat respirasi pada ampibhi misal katak berupa paru-paru, kulit, insang. Pada saat stadium berudu respirasinya menggunakan insang luar. Insang luar terdiri atas lembaran halus yang banyak mengandung kapiler darah. Apabila insang ini bergetar, maka air disekekilingnya akan berganti dan oksigen yang larut dari air akan berdifusi masukn dalam pembuluh kapiler darah.
Seiring dengan pertumbuhannya, timbul celah insang dan terbentuk insang dala. Insang dalam memiliki katup seperti insang pada insang. Kemudian berudu menjadi katak dewasa. Katak dewasa respirasinya dengan paru-paru.
Mekanisme respirasi pada katak terdiri dari dua proses:

a) Inspirasi
Mula-mula tenggorokan bergerak sehingga rongga mulut membesar. Hal ini menyebabkan udara masuk melalui lubang hidung ke rongga mulut. Kemudian lubnag hidung tertutup diikuti dengan kontraksi otot rahang bawah, sehingga rongga mulut mengecil. Kemudian udara terdorong masuk ke paru-paru. Di dalam paru-paru oksigen diikat oleh kapiler darah lalu diedarkan ke seluruh tubuh.

b) Ekspirasi
Diawali dengan mengendurkan otot rahang bawah dan kontraksi otot perut sehingga paru-paru mengecil dan udara terdorong ke rongga mulut, sehingga mendorong udara kaya karbondioksida keluar.
Pernafasan atau respirasi pada amphibi juga dengan kulit. O2 dari udara berdifusi melalui kulit yang basah masuk ke pembuluh kapiler darah.

19 Nov 2010

Metode Pembelajaran IPS SD

Yang dimaksud denga ilmu sosial itu sendiri adalah studi tentang tingkah laku kelompok umat manusia. Studi tentang tingkah laku kelompok umat manusia mengenai cara mereka mengatur hidup, mengenai tata cara hubungan anggota dengan kelompok dan kelembagaan yang mereka perlukan, mengenai berbagai aturan dan nilai dalam kelompok, keterhubungannya dengan ruang, mengenai aktivitas manusia dimasa lampau, kelembagaan dan proses pembinaan generasi muda oleh generasi di atasnya, cara dan aturan main mengenai kekuasaan serta kelembagaan.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11 tahun menurut Piaget(1963) berada dalam perkembangan kemampuan intelektual/kognitifnya pada tingkatan kongkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun yang akan datang adalah waktu yang masih jauh. Yang mereka pedulikan adalah sekarang(kongkrit), dan bukan masa depan yang belum bisa mereka pahami(abstrak). Padahal bahan materi pembelajaran IPS penuh dengan pesan-pesan bersifat abstrak. Konsep- konsep seperti waktu, perubahan, kesinambungan(continuity), arah mata angin, lingkungan, ritual, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, permintaan, atau kelangkaan adalah konsep- konsep abstrak dalam program studi IPS harus dibelajarkan kepada siswa SD.
Pembelajaran IPS SD akan dimulai dengan pengenalan diri (self), kemudian keluarga, tetangga, lingkungan RT, RW, kelurahan/desa, kecamatan, kota/kabupaten, propinsi, negara, negara tetangga, kemudian dunia. Anak bukanlah sehelai kertas putih yang menunggu untuk ditulisi, atau replika orang dewasa dalam format kecil yang dapat dimanipulasi sebagai tenaga buruh yang murah, melainkan, anak adalah entitas yang unik, yang memiliki berbagai potensi yang masih latent dan memerlukan proses serta sentuhan-sentuhan tertentu dalam perkembangannya. Mereka yang memulai dari egosentrisme dirinya kemudian belajar, akan menjadi berkembang dengan kesadaran akan ruang dan waktu yang semakin meluas, dan mencoba serta berusaha melakukan aktivitas yang berbentuk intervensi dalam dunianya. Maka dari itu, pendidikan IPS adalah salah satu upaya yang akan membawa kesadaran terhadap ruang, waktu, dan lingkungan sekitar bagi anak (Farris and Cooper, 1994 : 46).

Pendidikan IPS SD disajikan dalam bentuk synthetic science, karena basis dari disiplin ini terletak pada fenomena yang telah diobservasi di dunia nyata. Konsep, generalisasi, dan temuan-temuan penelitian dari synthetic science ditentukan setelah fakta terjadi atau diobservasi, dan tidak sebelumnya, walaupun diungkapkan secara filosofis. Para peneliti menggunakan logika, analisis, dan keterampilan (skills) lainnya untuk melakukan inkuiri terhadap fenomena secara sistematik. Agar diterima, hasil temuan dan prosedur inkuiri harus diakui secara publik (Welton and Mallan, 1988 : 66-67).
Sesuai dengan karasteristik anak dan IPS SD, maka metode ekspositori akan menyebabkan siswa bersikap pasif, dan menurunkan derajat IPS menjadi pelajaran hafalan yang membosankan. Guru yang bersikap memonopoli peran sebagai sumber informasi, selayaknya meningkatkan kinerjanya dengan metode pembelajaran yang bervariasi, seperti menyajikan cooperative learning model, role playing, membaca sajak, buku(novel), atau surat kabar/majalah/jurnal agar siswa diikutsertakan dalam aktivitas akademik. Tentu saja guru harus menimba ilmunya dan melatih ketrampilannya, agar ia mampu menyajikan pembelajaran IPS SD dengan menarik.


B. Tema- tema IPS SD yang Perlu Mendapat Perhatian

Secara gradual, di bawah ini akan diungkapkan beberapa tema IPS SD yang perlu
mendapat perhatian kita bersama,antara lain :


1. IPS SD sebagai pendidikan nilai (value education), yakni :

1.1 Mendidik nilai-nilai yang baik yang merupakan norma-norma keluarga dan masyarakat.

1.2 Memberikan klarifikasi nilai-nilai yang sudah dimiliki siswa.

1.3 Nilai- nilai inti/utama (core values) seperti menghormati hak-hak perorangan, kesetaraan, etos kerja, dan martabat manusia sebagai upaya membangun kelas yang demokratis.


2. IPS SD sebagai pendidikan multikultural, yakni :

2.1 Mendidik siswa bahwa perbedaan itu wajar.

2.2 Menghormati perbedaan etnik, budaya, agama, yang menjadikan kekayaan budaya bangsa.

2.3 Persamaan dan keadilan dalam perlakuan terhadap kelompok etnik atau minoritas.


3. IPS SD sebagai pendidikan global, yakni :

3.1 Mendidik siswa akan kebhinekaan bangsa, budaya, dan peradaban di dunia.

3.2 Menanamkan kesadaran ketergantungan antar bangsa.

3.3 Menanamkan kesadaran semakin terbukanya komunikasi dan transportasi antar bangsa di dunia.

3.4 Mengurangi kemiskinan, kebodohan dan perusakan lingkungan.

kelebihan dan kekurangan role playing

Kelebihan Metode Role Playing

Kelebihan metode Role Playing melibatkan seluruh siswa berpartisipasi, mempunyai kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerja sama. Siswa juga dapat belajar menggunakan bahasa dengan baik dan benar. Selain itu, kelebihan metode ini adalah, sebagai berikut:
1) Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.

2) Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu yang berbeda.

3) Guru dapat mengevaluasi pengalaman siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan.

4) Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping merupakan pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan

5) Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias

6) Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi

7) Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan dapat memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri

8) Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat menumbuhkan / membuka kesempatan bagi lapangan kerja


Kelemahan Metode Role Playing

Hakekatnya sebuah ilmu yang tercipca oleh manusia tidak ada yang sempurna,semua ilmu ada kelebihan dan kekurangan.Jika kita melihat metode Role Playing dalam dalam cakupan cara dalam prooses mengajar dan belajar dalam lingkup pendidikan tentunya selain kelebihan terdapat kelemahan.Kelemahan metode role palying antalain:

1. Metode bermain peranan memelrukan waktu yang relatif panjang/banyak

2. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya

3. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu

4. Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai

5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini

15 Nov 2010

Fast and Easy Star Pinata



We are big fans of home birthday parties.  And I have made a pinata for almost every birthday party we have hosted in the last two years.  As a result of our experiences, I have learned a few things about homemade pinatas.
  1. Paper mache is not necessary to make a pinata.  It will soon be broken, so the pinata doesn't have to be very sturdy.  In fact, it is better if the pinata breaks fairly easily rather than having to be assaulted with deadly force.  Especially when you have preschoolers as guests. 
  2. Keep the finished pinatas out of reach of young children.  We learned this the hard way when my son destroyed a lovely pinata my daughter had made by herself.
  3. Making a pinata usually takes a long time.  Start it at least several days before the party.
The traditional way of making pinatas takes days. We have avoided paper mache for the last few pinatas because it takes so long for them to dry before they can be decorated.  Interesting in saving time?  Check out my step-by-step tutorial on how to make a star pinata in under two hoursover at Associated Content.

The nice thing about star pinatas is that they work well for both boys and girls. Another pinata I made last year can be found in this post about my daughter's birthday party.

Perbedaan Penelitian Ilmiah dan Pendekatan Ilmiah versi 2

Penelitian ilmiah merupakan penyelidikan sistematis terkontrol, emperis dan kritis tentang fenomena-fenomena alami dengan dipadukan oleh teori dan hipotesis-hipotesis tentang hubungan yang dikira terdapat antara fenomena itu.sedangkan pendekatan ilmiah, diperoleh melalui penelitian ilmiah yang dibangun di atar teori tertentu. Teori berkembang melalui penelitian ilmiah, yaitu penelitian yang sistematik dan terkontrol berdasar atas data emperis. Teori dapat diuji dalam hal keajegan dan kemantapan iternalnya; artinya jika penelitian diulang oleh orang lain, menurut langkah-langkah yang serupa, pada kondisi yang sama akan diperoleh hasil yang ajeg (consistent), yaitu hasil yang sama atau hampir sama dengan hasil terdahulu. Langkah-langkah penelitian yang teratur dan terkontrol tersebut telah terpolakan dan, sampai batas tertentu diakui oleh umum (kelompok tertentu).

Pendekatan ilmiah akan mengahasilkan kesimpulan yang serupa bagi hampir setiap orang (yang melakukan mendekatan yang sama), karena pendekatan tersebut tidak diwarnai oleh kejakinan pribadi, bias, dan perasaan. Cara penyimpukan bukan subyektif tetapi obyektif. Orang yang menggunakan pendekatan ilmiah berusaha mendapatkan kebenaran ilmiah, yaitu pengetahuan benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang menghendaki untuk mengujinya.

B. Perbedaan Penelitian Kualitatif Dengan Kuantitatif

Peneliti kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif mengambil jarak antara peneliti dengan objek yang diteliti sementara penelitian kualitatif menyatu dengan situasi dan fenomena yang diteliti. Penelitian kuantitatif menggunakan instrumen-instrumen formal, standar, dan bersifat mengukur, sementara penelitian kualitatif menggunakan peneliti sebagai instrumen. Yang penting juga dalam penelitian kuantitatif memndang peneliti lepas dari situasi yang diteliti. Penelitian kualitatif merupakan studi lapangan, peneliti mengumpulkan data dalam rentang waktu yang cukup lama dalam satu lingkungan tertentu dari sejumlah individu.
Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan, yaitu menggambarkan dan mengungkap ( to describe and eksplore), dan menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain), punya makna yang hamper sama dengan menguji atau
memahami (to examine or to understand), dan menemukan atau mengembangkan (to discover or to generate). Sedangkan pada pertanyaan yang sering diajukan untuk penelitian kualitatif berfokus pada tofik-topik yang bersifat analitis mengajukan pertanyaan bagaiman dan mengapa ( how and why) dari fenomena-fenomena. Yang dilanjutkan dengan pertanyaan siapa, apa, dimana, dan kapan, Karakteristik desain penelitian kualitatif memiliki perbedaan deangan penelitian kuantitatif, perbedaan tersebut berkenaan dengan desain studi kasus, kegunaan penelitian, sampel purposive, pemilihan lokasi, penentuan sampel, sampel komprehensif, sampel jaringan, sampel tipe khusus, ukuran sampel. Walaupun kriterianya berbeda desain kualitatif juga menekankan validitas desain. Validitas desain penelitian kualitatif terutama berkenaan dengan strategi peningkatan validitas, subjektivitas, dan refleksivitas, subjektif interpersonal, strategi meningkatkan refleksivitas, perluasan temuan kualitatif, etika penelitian, dan standar kelayakan.
Penelitian ini juga menggunakan strategi pengumpulan data yang bersifat multi metode, hal ini berkenaan dengan : masalah bayangan, reformulasi pertanyaan, peranan peneliti, interviu mendalam, macam-macam interviu, pertanyaan interviu. Penelitian kualitatif memiliki langkah-langkah pengumpulan dan analisis data yang berbeda dengan penelitian kuantitatif.
Dari ulasan di atas dapat disimpulkan perbedaan antara penelitiaan kualitatif dan kuantitatif adalah:

1. Pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif lebih mementingkan proses dibandingkan hasil. Oleh karena itu urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Tujuan penelitian biasanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis. Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian. Penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesa dan pengujiannya yang akan menentukan tahapan berikutnya seperti teknik analisa dan teknik statistik yang akan digunakan. Pendekatan kuantitatif lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik.

2. Jika kita menggunakan pendekatan kualitatif, dasar teori sebagai pijakan ialah adanya interaksi dari suatu gejala dengan gejala lain yang ditafsirkan berdasarkan sudut pandang yang bersangkutan dengan cara mencari makna dari gejala yang sedang diteliti. Lain halnya dengan pendekatan kuantitatif, pendekatan ini berpijak pada hal-hal yang bersifat kongkrit, uji empiris dan fakta-fakta yang nyata atau terukur.

3. Tujuan utama penelitian kualitatif adalah mengembangkan pengertian, konsep-konsep yang pada akhirnya menjadi teori, tahap ini dikenal sebagai “grounded theory research”. Sebaliknya pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, mengungkap fakta, menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan deskripsi statistik, serta menaksir dan meramalkan hasilnya.

4. Melihat sifatnya, pendekatan kualitatif desainnya bersifat umum, dan berubah-ubah/berkembang sesuai dengan situasi lapangan. Desain hanya digunakan sebagai asumsi dalam melakukan penelitan. Oleh karena itu, desain harus fleksibel dan terbuka. Lain halnya dengan desain penelitian kuantitatif. Desainnya terstruktur, baku, formal dan dirancang sematang mungkin. Desain penelitian kuantitatif bersifat spesifik dan detil karenamerupakan suatu rancangan yang akan dilaksanakan sebenarnya. Jika desainnya salah, hasilnya menyesatkan.

5. Pada pendekatan kualitatif, data bersifat deskriptif, maksudnya data dapat berupa gejala-gejala yang dikategorikan ataupun dalam bentuk lainnya, seperti foto, dokumen, dan catatan-catatan lapangan saat penelitian dilakukan. Sebaliknya penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif datanya bersifat kuantitatif/angka-angka.

6. Sampel kecil merupakan ciri pendekatan kualitatif karena pada pendekatan kualitatif penekanan pemilihan sampel didasarkan pada kualitasnya bukan jumlah. Ketepatan dalam memilih sampel merupakan salah satu kunci keberhasilan penelitian kualitatif. Sampel dipandang sebagai sampel teoretis dan tidak representatif. Pada pendekatan kuantitatif, jumlah sampel besar karena aturan statistik mengatakan bahwa semakin besar sampel akan merepresentasikan kondisi riil. Karena pada umumnya pendekatan kuantitatif membutuhkan sampel yang besar maka stratafikasi sampel sangat diperlukan.

7. Jika peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, maka yang bersangkutan menggunakan teknik observasi terlibat langsung, seperti dilakukan oleh peneliti bidang antropologi dimana peneliti terlibat langsung dengan yang diteliti. Jika pendekatan kuantitatif diterapkan maka teknik yang digunakan berbentuk observasi terstruktur, survei menggunakan kuesioner, dan eksperimen. Dalam melakukan interview biasanya diberlakukan interview terstruktur untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Teknik mengacu pada tujuan penelitian dan jenis data yang diperlukan untuk menguji hipotesis.

8. Dalam kualitatif, peneliti tidak mengambil jarak dengan yang diteliti. Hubungan yang dibangun antara peneliti dengan sumber data didasarkan pada saling kepercayaan. Dalam praktiknya, peneliti melakukan hubungan dengan yang diteliti secara intensif. Apabila sampelnya itu manusia, maka yang menjadi responden diperlakukan sebagai partner bukanobyek penelitian. Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif peneliti mengambil jarak dengan yang diteliti. Hubungan tersebut seperti hubungan antara subyek dan obyek. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tingkat obyektivitas yang tinggi. Pada umumnya penelitiannya berjangka waktu pendek.

9. Analisa data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan yang tujuan akhirnya menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep untuk membangunan teori baru. Analisa data penelitian kuantitatif bersifat deduktif, uji empiris terhadap teori yang dipakai dan dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan menggunakan sarana statistik.

Berdasarkan uraian di atas, kedua pendekatan tersebut masing-masing mempunyai keunggulan dan kelemahan. Pendekatan kualitatif banyak memakan waktu, reliabilitasnya dipertanyakan, prosedurnya tidak baku, desainnya tidak terstruktur dan tidak dapat dipakai untuk penelitian yang berskala besar dan pada akhirnya hasil penelitian terkontaminasi oleh subyektifitas peneliti. Pendekatan kualitatif memunculkan kesulitan dalam mengontrol variabel yang berpengaruh terhadap proses penelitian baik langsung ataupun tidak langsung. Untuk menciptakan validitas yang tinggidiperlukan kecermatan dalam proses penentuan sampel, pengambilan data dan juga penentuan alat analisisnya.

Perbedaan Pendekatan Ilmiah dan Penelitian Ilmiah

Perbedaan Pendekatan
adalah suatu model atau sistem pencarian dengan menggunakan dasar-dasar pemikiran atau landasan teoritis tertentu.

Penelitian ilmiah
adalah proses pengumpulan dan analisa serta interpretasi data yang dilakukan secara sistematis dengan menggunakan metode-metode ilmiah tertentu.

Perbedaan metode kuantitatif dan metode kualitatif

a. Metode penelitian kuantitatif

Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional karena metode ini sudah cukup lama digunakan. Dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sample tertentu, teknik pengambilan sample pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan . Bogdan dan Taylor (1975) dalam buku Moleong (2004:3) mengemukakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

b. Metode penelitian kualitatif
Metode kualitatif adalah metode penelitian naturalistik karena penelitianya dilakukan pada kondisi yang alamiah. Metode ini berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik atau utuh, komplek, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif. Penelitian dilakukan pada objek alamiah. Dalam penelitian kualitatif instrumenya adalah orang atau human instrument yaitu peneliti itu sendiri.

c. Perbedaan metode kuantitatif dan metode kualitatif
Untuk memahami metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara lebih mendalam, maka harus kita harus mengetahui perbedaan keduanya. Perbedaan dari kedua metode tersebut meliputi tiga hal , meliputi perbedaan tentang aksioma, proses penelitian dan karakteristik penelitian itu sendiri.

Perbedaan aksioma

Aksioma merupakan pandangan dasar atau pemikiran utama pada penelitian kuantitatif dan kualitatif terdapat beberapa aksioma tentang realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti, hubungan variabel, kemungkinan generalisasi, dan peranan nilai.

Perbedaan aksioma antara metode kuantitatif dan metode kualitatif dilihat dari

1) Sifat realitas
Metode kuantitatif dapatdiklasifikasikan nyata teramati, dan terukur, sedangkan metode kualitatif bersifat ganda, holistik, hasil konstruksi dan pemahaman

2) Hubungan peneliti dengan yang diteliti
Metode kuntitatif bersifat independen, kebenaran itu diluar dirinya sehingga hubungan antara peneliti dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya. Dengan menggunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data, maka peneliti kuantitatif hampir tidak mengenal siapa yang diteliti atau responden yang memberikan data.
Sedangkan penelitian kualitatif, peneliti sebagai human instrument dan dengan teknik pengumpulan data observasi berperan serta dan wawancara mendalam. Maka peneliti harus berineraksi dengan sumber data , dengan demikian maka peneliti kualitatif harus memahami dan mengenal betul orang uang memberikan data.

3) Hubungan antar variabel
Peneliti kuantitatif dalam melihat variabel terhadap objek yanga diteliti lebih sebagai hubungan sebab akibat, sehingga dalam penelitianya ada variabel independen dan dependen. Sedangakan dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistik dan lebih menekankan pada proses, maka penelitian kualitatif dalam melihat hubungan antar variabel pada objek yang diteliti lebih bersifat interaktif yaitusaling mempengaruhi sehingga tidak diketahui manavariabel independen dan dependennya.


4) Kemungkinan generalisasi
Pada penelitian kuantitatif lebih menekankan pada keluasan informasi sehingga metode ini cocok digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel terbatas. Selanjutnya data yang diteliti adalah sampel yang diambil dari populasi.sedangkan penelitian kualitatif tidak melakukan generalisasi tetapi lebih menekankan kedalam informasi sehingga pada tingkat makna. Walaupun penelitian kualitatif tidak membuat generalisasi bukan berartihasil penelitian kualitatif tidak dapat diterapkan di tempat lain, hasil penelitian kualitatif dapat ditransferkan atau diterapkan pada tempat lain, apabila kondisi tempat tersebut tidak jauh berbeda dengan tempat penelitian.

5) Peranan nilai
Peranan nilai dalam kedua metode penelitian tersebut sangat signifikan. Dalam penelitian kuantitatif peneliti tidak berinteraksi dengan sumber data, maka akan terbebas dari nilai-nilai yangdibawa peneliti dan sumber data. Sedangkan penelitian kualitatif dalam pengumpulan data terjadi interaksi anara peneliti dengan sumber data. Dalam interaksi ini baik antara peneliti maupun sumber data memiliki latar belakang, pandangan, keyakinan, dan lain sebagainya sehingga dalam pengumpulan data, analisis, dan pembuatan laporan akan terikat oleh nilai-nilai masing-masing.