Like if u like,,,,

20 Nov 2010

KECERDASAN

A. Pengertian Kecerdasan
Istilah kecerdasan diturunkan dari kata Intelegensi. Kata ini mempunyai makna yang sangat abstrak. Howard Gardner, seorang psikolog dari Universitas Harvard dalam bukunya Frames of Mind ( Gardner, 1983 ) mengemukakan sekurang – kurangnya ada tujuh kecerdasan dasar. Kemudian ia menambahkan kecerdasan kedelapan dan mempopulerkan teori kecerdasan majemuk. Menurut Gardner kecerdasan lebih dikaitkan dengan kemampuan seseorang memecahkan masalah dan menciptakan produk di lingkungan yang kondusif dan alamiah. Jadi tidak ada anak yang tidak cerdas, hanya saja kecerdasan satu orang dengan orang yang lainnya berbeda-beda. Gardner dalam bukunya yang berjudul 'Multiple
Intelligences" menegaskan bahwa skala kecerdasan yang selarna in dipakai ternyata
memiliki banyak keterbatasan sehingga kurang dapat meramalkan kinerja
yang sukses untuk masa depan seseorang. Gambaran mengenai spectrurn
kecerdasan yang luas telah membuka mata para orang tua maupun guru
tentang adanya wilayah-wilayah yang secara spontan akan diminati oleh
anak-anak dengan semangat yang tinggi. Dengan demikian, masing-masing
anak tersebut akan merasa pas menguasai bidangnya masing-masing. Bukan
hanya cakap pada bidang-bidang tersebut yang memang sesuai dengan
minatnya tersebut, namun juga akan sangat menguasainya sehingga menjadi
amat ahli.
Kecerdasan menurut Gardner :
a. kecerdasan Linguistik
adalah kemampuan mengunakan kata secara efektif, lisan maupun tertulis. Meliputi pula kemampuan memmanipulasi tata bahasa atau struktur bahasa, bunyi bahasa, makna, sehingga peka terhadap kata, kalimat, susunan, huruf, dan mampu menyusunnya dengan baik dan indah.
Ciri-ciri anak dengan Kecerdasan Linguistik yang menonjol antara lain;
• Mempunyai keterampilan pendengaran sangat berkembang
• Menikmati bermain-main dengan bahasa bunyi
• Paling cepat belajar dengan menggunakan kata-kata, mendengar, atau melihatnya.
• Gemar membaca
• Sibuk menulis cerita atau puisi
• Suka bercerita atau mendongeng
• Sangat mudah menghafal lirik lagu, kalimat ringkas.

Dalam kehidupan, Kecerdasan Linguistik memberikan kemampuan dalam berbicara, mendengarkan, membaca berbagai simbol dan tanda, karya tulis mulai dari sebuah memo, koran, majalah, buku hingga karya sastra yang bermutu tinggi. Dalam hal menulis pun, orang dengan Kecerdasan Linguistik tinggi akan mampu membuat tulisan mulai dari menulis memo, kalimat pendek, pantun, puisi, ringkasan laporan hingga laporan yang butuh analisa lengkap.
Di era modern ini, banyak orang memiliki Kecerdasan Linguistik yang menonjol menjadi seleberiti atau figur-figur publik yang sukses. Sebut saja di ataranya, Dr Andi Alfian Mallarangeng, yang di samping seorang ahli tata negara, juga merupakan pembicara sekaligus presenter hebat. Demikian pula dengan para penyiar, pengamat sosial, sekretaris, bahkan politisi.

Para pakar kecerdasan menyarankan ibu-ibu merangsang Kecerdasan Linguistik anak-anak dengan;
1. Aktif mengajak mereka berkomunikasi sejak masih dalam kandungan.
2. Ketika anak berusia balita, ibu harus sering mengajaknya berbicara, mendongeng, dan mendengarkan berbagai bunyi-bunyian.
3. Nutrisi yang tepat mesti diberikan, dengan tidak lupa memberi mereka susu, bahkan sejak si anak masih dalam kandungan hingga masa pertumbuhkan.

Ciri-ciri lebih lanjut anak-akan memiliki potensi Kecerdasan Linguistik antara lain suka menulis kreatif, mengkhayal atau bercerita, mengeja kata-kata dengan tepat dan mudah, suka mengisi teka-teki silang, menikmati mendengarkan kata-kata dan cerita, mendengarkan radio, dongeng, mempunyai kosa kata yang lebih baik untuk anak-anak seusianya, dan unggul dalam pelajaran bahasa.

b. Kecerdasan Matematis Logis
Kemampuann menggunakan angka dengan baik, melakukan penalaran dengan benar. Kepekaan pada pola dan hubungan antar hal, fungsi logis dan abstraksi lain. Proses yang digunakan dalam kecerdasan ini antara lain kategorisasi ( pengelompokan sesuatu ), klasifikasi ( pemisahan ), pengambilan kesimpulan, generalisasi, penghitungan, dan pengujian hipotesisi.
Kecerdasan matematik-logika sendiri memuat kemampuan seseorang
dalam berpikir secara induktif dan deduktif, kemampuan berpikir menurut
aturan logika, memahami dan menganalisa pola angka-angka serta
rnemecahkan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir.
Anak-anak dengan kecerdasan matematik-logika tinggi cenderung
menyenangi kegiatan menganalisa dan mempelajari sebab-akibat terjadinya
sesuatu. Ia menyenangi berpikir secara konseptual, yaitu misalnya
menyusun hipotesis, mengadakan kategorisasi dan klasifikasi terhadap apa yang
dihadapinya. Anak-anak semacam ini cenderung menyukai aktifitas
berhitung dan memiliki kecepatan tinggi dalam menyelesaikan problem matematika.
Apabila kurang memahami, maka mereka akan cenderung berusaha untuk
bertanya dan mencari jawaban atas hal yang kurang dipahami tersebut.
Anak-anak ini juga sangat menyukai berbagai permainan yang banyak
melibatkan kegiatan berpikir aktif, seperti : catur, bermain teka-teki
dan sebagainya.

c. Kecerdasan Spasial
Kemampuan mempersepsikan dunia spasial – visual secara akurat, dan mentransformasikannya. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan antar unsure tersebut, kemampuan untuk membayangkan, mempresentasikan ide secara visual, mengorientasikan diri secara tepat dalam matriks spasial. Kecerdasan visual spasial memuat kemampuan seseorang untuk
memahami secara lebih mendalam hubungan antara obyek dan ruang.
Anak-anak ini memiliki kemampuan misalnya untuk menciptakan imajinasi
bentuk dalam pikirannya, atau kemampuan untuk menciptakan bentuk-bentuk
tiga dimensi seperti dijumpai pada orang dewasa yang menjadi pemahat
patung atau arsitek suatu bangunan. Kemampuan membayangkan suatu bentuk
nyata dan kemudian memecahkan berbagai masalah sehubungan dengan
kemampuan ini adalah hal yang menonjol pada jenis kecerdasan
visual-spasial ini. Anak-anak demikian akan unggul dalam pernainan
mencari jejak pada suatu kegiatan di kepramukaan misalnya.

d. Kecerdasan Kinestetis-Jasmani
Merupakan keahlian untuk menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide atau perasaan, ketrampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu.kelentuaran, kekuatan, atau hal yang berhubungan dengan sentuhan. Hal ini dapat dijumpai pada anak-anak yang unggul pada salah satu cabang olaraga, seperti misalnya bulu tangkis, sepakbola, tenis, berenang, dan sebagainya. Atau bisa pula tampil pada anak-anak yang pandai menari, trampil bermain acrobat atau unggul dalam bermain sulap.

e. Kecerdasan Musical
Kecerdasan musikal memuat kemampuan seseorang untuk peka
terhadap suara-suara non verbal yang berada di sekelilingnya. termasuk
dalam hal ini adalah nada dan irama.Anak-anak jenis ini cenderung senang sekali mendengarkan nada dan irama yang indah, apakah itu melalui senandung yang dilagukannya sendiri, mendengarkan kaset/ radio, pertunjukan orkestra atau alat musik yang dimainkannya sendiri. Mereka juga lebih mudah mengingat sesuatu dan
mengekspresikan gagasan-gagasan apabila dikaitkan dengan musik.

f. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan Inter-personal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain, Mereka cenderung untuk memahami dan
berinteraksi dengan orang lain, sehingga rnudah dalam bersosialisasi
dengan lingkungan disekelilingnya. Kecerdasan semacam ini juga sering
disebut sebagai kecerdasan sosial, dimana selain seorang anak mampu
rnenjalin persahabatan yang akrab dengan teman-termannya juga termasuk
kemampuan seperti memimpin, mengorganisasi, menangani perselisihan antar
teman, memperoleh simpati dari anak-anak yang lain, dan sebagainya.

g. Kecerdasan Intra Personal
Kecerdasan Intra-personal menunjukkan kemampuan seseorang untuk
peka terhadap perasaaan dirinya sendiri, Ia cenderung mampu untuk
mengenali berbagai kekuatan maupun kelemahan yang ada pada dirinya
sendiri. Anak-anak semacam ini senang melakukan introspeksi diri,
mengkoreksi kekurangan maupun kelemahannya, kemudian mencoba untuk
memperbaiki diri. Beberapa diantaranya cenderung menyukai kesunyian dan
kesendirian, merenung dan berdialog dengan dirinya sendiri.

g. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan Naturalis yaitu kemampuan seseorang untuk peka terhadap Lingkungan alam. Misalnya senang berada di lingkungan alam yang
terbuka seperti pantai, gunung, cagar alam, hutan, dan sebagainya.
Anak-anak dengan kecerdasan seperti ini cenderung suka mengobservasi
lingkungan alam seperti aneka macam bebatuan, jenis-jenis lapisan tanah,
aneka macam flora dan fauna, benda-benda di angkasa, dan sebagainya.
Melalui konsepnya mengenali kecerdasan multiple atau kecerdasan
ganda ini, Gardner ingin mengkoreksi keterbatasan cara berpikir yang
konvensional mengenai kecerdasan. Dimana seolah-olah kecerdasan hanya
terbatas pada apa yang diukur oleh beberapa test inteligensi yang sempit
saja, atau sekedar melihat prestasi yang ditampilkan seorang anak
melalui ulangan maupun ujian di sekolah belaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar