Like if u like,,,,

29 Okt 2010

2 Hari Tertimbun, Bocah SD di Mentawai Selamat


Ilustrasi
MENTAWAI - Terjangan gelombang tsunami yang menyapu pesisir Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, merenggut banyak korban jiwa dan ratusan lainnya masih hilang.

Dari sekian korban selamat, Efince (12) salah satunya yang berhasil bertahan hidup. Murid kelas 2 SD Dusun Monte, Pagai Utara ini tertimbun pohon kelapa dan puing-puing selama dua hari. Ajaib, anak ini selamat, padahal dua adik dan ibunya tewas.

Menurut ayahnya, Hendrik, saat ini Efince dan dirinya tidak lagi memiliki tempat tinggal. Anaknya hanya mendapat perawatan alakadarnya dengan obat merah padahal kodisinya sangat mengenaskan.

Hendrik yang seorang pengusaha itu menuturkan, rumahnya hancur setelah diterjang tsunami. "Babi kito 27 dan mesin boat hancur sadoe (Babi saya yang berjumlah 27 dan kapal boat hancur semua)," ujar dia dengan logat Metawai yang kental. Saat ini, sambung dia, bersama anaknya bertahan hidup di sebuah gereja dengan kondisi seadanya.

Sekadar diketahui, data yang dirilis Kemensos, gempa dan tsunami di Mentawai telah menewaskan 394 orang, korban hilang 312 orang, luka berat 267 orang, luka ringan 142 orang dan korban yang mengungsi 23.742 orang. Sementara data di lapangan yang diperoleh okezone sebanyak 408 orang tewas, 303 orang hilang, dan sebanyak 270 orang luka berat.

Adapun rumah rusak berat mencapai 496 unit dan rusak ringan 190 unit. Beberapa infrastruktur umum juga tak luput dari hantaman tsunami, misalnya 4 Sekolah Dasar rusak, 1 Sekolah Menengah Pertama, 4 unit kantor dan rumah dinas, 6 bangunan rumah ibadah, 5 jembatan, 2 resort, dan 1 kapal.

Bantuan yang sudah dikiriman Kemensos ke Kecamatan Sikapa berupa 7 ribu kaleng Sardencis, 1.200 kecap botol, 1.200 sambal botol, 200 minyak goreng, 10 unit tenda family, 10 unit tenda regu, dan 5 unit tenda pengungsi.

Sementara itu Kemenkes telah mengirimkan 12 orang tim kesehatan dari PPK Sub Regional Sumatera Barat terdiri dari 1 dokter bedah, 2 residen bedah, 1 dokter anestesi, 1 perawat anestesi, 2 perawat gawat darurat, 1 dokter umum, 1 petugas gizi, 1 petugas surveilnas, dan 2 petugas logistik. 

Bantuan lainnya berupa 3 box NaCl, 5 paket bidan kit, 2 kotak masker, 3 kotak handscoen, 500 kantong mayat, 50 dus MP ASI, serta obat-obatan terdiri dari obat anestesi, analgetik, antipiretik, vitamin, infus, baby kit,  bahan habis pakai dan lain-lain.


www.okezone.com

Siapa Bilang Perempuan Lemah Matematika?

Kompetisi Matematika
Siapa Bilang Perempuan Lemah Matematika?
Laporan wartawan KOMPAS.com Caroline Damanik
Sabtu, 23 Oktober 2010 | 12:36 WIB
 
shutterstock
Dengan cara yang sederhana, waktu yang singkat, sikap gembira dan menyenangkan, kita dapat mengenalkan matematika kepada balita. Dengan begitu, balita akan mulai menyenangi matematika.
 
JAKARTA, KOMPAS.com — Siapa yang masih menganggap perempuan lemah dalam matematika? Jika masih ada yang beranggapan demikian, mungkin seperti ungkapan gaul anak-anak muda masa kini "ke laut aje lo..."
Head of Student and Alumni Afairs Sampoerna School of Education (SSE) Sulandjari Rahardjo mengatakan, anggapan perempuan lemah dalam matematika sebenarnya tidak relevan lagi dengan kapabilitas perempuan sendiri. Anggapan ini kan, ungkapnya, muncul karena kesempatan yang terbatas bagi anak perempuan untuk belajar matematika.
"Kemampuan itu sama. Hanya karena anggapan itu sudah lama ada di masyarakat, perempuan tidak diberi kesempatan. Ada anggapan perempuan itu enggak kuat dalam angka. Sebenarnya kalau diberi kesempatan yang sama, bisa juga kuat," ungkapnya, Sabtu (23/10/2010).
Stereotiping ini kemudian membuat anak-anak perempuan yang berniat melanjutkan sekolah di bidang-bidang eksakta, khususnya matematika, harus mengeluarkan tenaga lebih untuk menjelaskannya kepada orangtua. Untungnya, lanjut Sulandjari, makin banyak perempuan yang menguasai bidang-bidang eksakta.
Makin banyak pula perempuan yang menjadi guru-guru matematika membuat anak-anak perempuan juga termotivasi. Di jurusan Matematika STKIP Kebangkitan Nasional, Sulandjari mengatakan, jumlah calon guru matematika berimbang antara laki-laki dan perempuan.
"Oleh karena itu, perlu memperbaiki pola asuh di rumah dan budaya yang dianut. Kita harus pelan-pelan lihat, itu enggak bener," tambahnya.
Padahal, perempuan juga sangat dekat dengan matematika karena matematika memang hadir dalam kehidupan sehari-hari. Sulandjari mengatakan, transaksi belanja dan bikin kue juga menggunakan prinsip matematika.

http://edukasi.kompas.com/read/2010/10/23/12364346/Siapa.Bilang.Perempuan.Lemah.Matematika

Pendidikan Jangan Paksa Anak Belajar Matematika

Pendidikan

Laporan wartawan 
KOMPAS.com Caroline Damanik

 
 

Tak ubahnya bermain domino, setelah kartu pertama dilempar, kartu berikutnya akan mengikuti. Namun, jika pada domino sesungguhnya berisi kumpulan atau urutan angka-angka, pada "domino Matematika" ini kartu tersebut berisi berbagai bilangan pecahan.
JAKARTA, KOMPAS.com — Matematika. Sebagian besar orang yang mendengar kata itu langsung bergidik. Sebagian lagi tiba-tiba merasa lemas. Matematika kerap menjadi momok menakutkan bagi anak kecil hingga orang dewasa. Namun, karena menjadi mata pelajaran utama di sekolah, orangtua sering memaksa anaknya untuk belajar matematika.

"Latihan matematika sebaiknya disertai dengan alat peraga atau gambar. Ajari anak dengan ada gambar-gambarnya. Jadi tidak langsung angka-angkanya. Jadi ada medianya untuk mentransfer materi itu ke dalam otak kanan. Faqih Al Adyan"
 
Tak perlu memaksa. Matematika selalu hadir dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, mulailah mengajar dengan konsep matematika di sekitar kita. Misalnya, transaksi di pasar sampai pasar swalayan atau prinsip membagi kue yang Anda beli menjadi beberapa bagian.
"Jangan paksa anak untuk mencintai matematika, tetapi tunjukkanlah step by step bahwa matematika sangat penting di kehidupan sehari-hari," ungkap Ketua Panitia Competition of Mathematics 2010 Faqih Al Adyan dari STKIP Kebangkitan Nasional Sampoerna School of Education (SSE) kepada Kompas.com, Sabtu (23/10/2010).
Faqih juga mengatakan, latihan matematika memang akan mendominasi pembelajaran otak kiri anak-anak. Sementara model pembelajaran yang baik adalah dengan seimbang antara pembelajaran otak kiri dan kanan.
Oleh karena itu, lanjut Faqih, latihan matematika sebaiknya disertai dengan alat peraga atau gambar. "Ajari anak dengan ada gambar-gambarnya. Jadi, tidak langsung angka-angkanya. Jadi ada medianya untuk mentransfer materi itu ke dalam otak kanan. Alat peraga itu penting. Kita dulu bangun ruang cuma gambar. Seharusnya ada benda, ada alat peraga," katanya.
"Enggak apa-apa sebenarnya kalau anak lambat, tetapi bagaimana anak-anak tetap cinta dan menganggap matematika menyenangkan. Walaupun tidak bagus kapasitas matematikanya, diusahakan tetap cinta matematika," tandasnya kemudian. 

http://edukasi.kompas.com/read/2010/10/23/11511949/Jangan.Paksa.Anak.Belajar.Matematika

Masih Ada yang Tega Sunat Rezeki Guru


Tribunnews.com -
Masih Ada yang Tega Sunat Rezeki Guru
NET
ilustrasi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -
Kisah "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" memang cukup memilukan. Masih ada saja yang tega menyunat tunjangan bulanan sebagai balasan pengabdian seorang guru.

Hasil kajian Indonesia Corruption Watch (ICW) dan jaringan guru di beberapa daerah, ditemukan sejumlah pelanggaran yang terindikasi tindak pidana korupsi. Di antaranya, pihak diknas atau memotong tunjangan profesi hingga Rp 500 ribu, dengan berbagai alasan agar bisa ikut menikmati tunjangan guru sertifikasi dan non-sertifikasi.

"Mulai dari alasan permintaan tanda terima kasih, untuk biaya dinas atau UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah), maupun potongan pajak," kata Ade Irawan, Kepala Divisi Monitoring Pelayanan Publik Indonesia Corruption Watch (ICW), di kantor ICW, Jakarta, Kamis (28/10/2010).

Potongan tunjangan profesi ini ada kordinatornya yang ditunjuk pihak diknas atau UPTD. Bagi guru yang menolak permintaan ini akan masuk daftar hitam dan akan dipersulit saat pengurusan administrasi. "Bahkan, ada yang sampai diintimidasi oleh kepala sekolah dan dinas pendidikan setempat," terangnya.

Di Tegal dan Sukoharjo, terjadi kasus korupsi yang dilakukan pihak Diknas setempat, dengan mewajibkan setoran Rp 50 ribu per bulan per guru dari tunjangan sertifikasi yang diterimanya.
Di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, oknum Diknas setempat memotong uang sertifikasi 653 guru negeri dan swasta dengan dalih untuk pembayaran pajak sebesar 15 persen dan biaya pembinaan guru sebesar 10 persen dari total uang yang diterimanya.

Di Kabupaten Jombang, Kantor Departemen Agama setempat memotong tunjangan sejumlah guru di tingkat madrasah ibtidaiyah, tsanawiyah, hingga aliyah, yang lulus program sertifikasi.

Di Pasuruan, Jatim, UPTD setempat memotong uang tunjangan sertifikasi dengan dalih akan mengembalikannya kemudian. Di Tangerang, Banten, guru diwajibkan setor hingga Rp200 ke diknas setempat. Di Bima, setiap guru harus membayar Rp400 ribu ke diknas setempat agar bisa ikut program sertifikasi.

Praktik pelanggaran yang kental tindak pidana korupsi terhadap tunjangan guru ini juga terjadi di ibukota, Jakarta.

Ketua Musyawarah Forum Guru Jakarta (FMGJ), Retno Lystiarti mengungkapkan, setidaknya Rp 20 miliar uang tunjangan 18 ribu guru non-sertifikasi untuk 2009 belum dibayarkan. "Ketika ditanyakan ke diknas, katanya itu hanya untuk PNS, bukan CPNS," keluh Retno. Hingga kini, belum jelas dana Rp 20 miliar tersebut.

Pada 23 Oktober 2010, ICW beserta sejumlah jaringan guru ini telah melapor ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tentang adanya dugaan korupsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) yang nilainya mencapai triliunan rupiah. Namun, hingga kini belum diketahui tindaklanjutnya.(*)

http://www.tribunnews.com/2010/10/28/masih-ada-yang-tega-sunat-rezeki-guru
TUNJANGAN GURU
Kesejahteraan Guru Terganjal Birokrasi
Laporan wartawan KOMPAS Ester Lince Napitupulu
Jumat, 29 Oktober 2010 | 17:38 WIB
shutterstock
ILUSTRASI: Pembayaran tunjangan profesi bagi guru pegawai negeri sipil (PNS) dan swasta maupun tambahan penghasilan sebesar Rp 250.000 per bulan khusus guru PNS, belum bisa dilakukan tiap bulan bersamaan dengan gaji.
JAKARTA, KOMPAS.com - Pembayaran berbagai tunjangan kesejahteraan untuk para guru terhambat berbagai urusan birokrasi di pusat dan daerah. Akibat ketidaksipan dan kelambanan pemerintah pusat dan daerah dalam menyiapkan payung hukum soal pembayaran berbagai tunjangan tersebut, para pendidik sering terlambat menerima hak mereka, bahkan dalam jumlah yang tidak penuh.
Transfer dana tunjangan sertifikasi dan tambahan penghasilan guru tahun ini langsung ke kabupaten atau kota yang dilaksanakan Dirjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu.
-- Baedhowi
"Transfer dana untuk tunjangan sertifikasi dan tambahan penghasilan guru itu mulai tahun ini langsung ke kabupaten/kota yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan. Kementerian Pendidikan yang menyediakan data para guru yang berhak menerima," kata Baedhowi, Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) di Jakarta, Jumat (29/10/2010).
Pembayaran tunjangan profesi bagi guru pegawai negeri sipil (PNS) dan swasta maupun tambahan penghasilan sebesar Rp 250.000 per bulan khusus guru PNS, belum bisa dilakukan tiap bulan bersamaan dengan gaji. Persoalan ini akibat ketidaksiapan pemerintah pusat menyediakan payung hukum yang harus ada ketentuan khusus dalam mentransfer dana maupun cara pembayaran.
Menurut Baedhowi, pembayaran tunjangan kesejahteraan untuk guru pada saat ini dibayarkan setiap 6 bulan sekali. Tunjangan itu seharusnya langsung ditransfer ke rekening guru tanpa ada pemotongan, kecuali untuk pajak sebesar 15 persen.

http://edukasi.kompas.com/read/2010/10/29/1738585/Kesejahteraan.Guru.Terganjal.Birokrasi-5

Pendidikan Profesi Guru untuk 40.000 Sarjana

Pendidikan Profesi Guru untuk 40.000 Sarjana
Pemerintah menyediakan tempat 40.000 kursi bagi sarjana jurusan apa pun untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru. Berbekal sertifikat pendidikan profesi inilah, sarjana bisa melamar menjadi guru pegawai negeri sipil maupun guru swasta.

”Nantinya, yang bisa menjadi guru hanyalah mereka yang memiliki sertifikat Pendidikan Profesi Guru,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Fasli Jalal di Jakarta, Rabu (22/10). Penetapan kuota 40.000 calon guru itu sudah mendekati kebutuhan riil guru untuk menggantikan guru yang pensiun dan permintaan tenaga pendidik baru
Menurut Fasli, sarjana nonpendidikan yang bisa mengikuti pendidikan ini adalah para sarjana yang ingin menjadi guru mata pelajaran di tingkat SMP, SMA dan SMK. Adapun untuk menjadi guru TK dan SD, hanya bisa diikuti sarjana pendidikan TK dan SD.

Pendidikan Profesi Guru, lanjut Fasli, untuk sarjana nonpendidikan berlangsung selama enam bulan, sementara untuk sarjana pendidikan TK dan SD selama satu tahun.

Sebelum mengikuti pendidikan, sambung Fasli, pelamar akan diseleksi secara ketat. ”Hanya mereka yang mempunyai jiwa pendidik dan betul-betul ingin menjadi guru yang boleh ikut pendidikan profesi,” kata Fasli.
Menurut dia, hal itu dilakukan agar kelak kualitas guru meningkat. ”Kami ingin supaya guru-guru baru nantinya betul-betul berkualitas,” kata Fasli Jalal.

Sulistiyo, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), mengatakan, kebijakan pemerintah untuk membuka pendidikan profesi guru merupakan langkah maju dalam peningkatan kualitas guru. Namun, penentuan kuota guru haruslah dihitung secara cermat, baik jumlah maupun penyebarannya. Tujuannya agar tidak ada lagi sekolah yang kekurangan guru yang pada akhirnya mengangkat guru di bawah standar.

Menurut Sulistiyo, pemerintah seharusnya mengutamakan sarjana pendidikan untuk menjadi guru. Alasannya, mereka sudah terbina cukup lama untuk menjadi pendidik.

”Untuk guru mata pelajaran yang terbuka dari sarjana nonpendidikan, seharusnya hanya untuk mata pelajaran yang langka, misalnya guru SMK yang membutuhkan guru yang punya keahlian spesifik,” ujarnya.

Secara terpisah Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo mengatakan, sejumlah langkah telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan guru serta jumlah yang memadai.

Sampai tahun 2015 diperkirakan sebanyak 300.214 guru akan pensiun. Kekosongan ini akan diisi guru baru yang memenuhi syarat sesuai Undang-Undang Guru dan Dosen.

Sumber:  Kompas, Kamis 23 Oktober 2008.

Beasiswa Pemerintah Jepang Khusus Lulusan SMA



KOMPAS.com — Kedutaan Besar Jepang kembali menawarkan Beasiswa Pemerintah Jepang (Monbukagakusho) kepada siswa-siswi Indonesia lulusan SLTA untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas (S-1), College of Technology (D-3), atau Professional Training College (D-2) di Jepang mulai tahun akademik 2011 (April 2011).

Untuk beasiswa ini, pelamar hanya bisa mendaftar pada satu dari tiga program yang ditawarkan tersebut. Syarat utamanya, calon pelamar lahir antara tanggal 2 April 1989 dan 1 April 1994.

Sebagai syarat akademis, pelamar harus sudah lulus SLTA dan memiliki nilai rata-rata ijazah atau rapor kelas 3 semester atau catur wulan terakhir minimal 8,4, (program S-1 ), 8,0 (program D-3 ), dan 8,0 (program D-2). Jika pada saat penutupan pendaftaran nilai ijazah asli belum bisa dikeluarkan, maka nilai ijazah sementara dari kepala sekolah bisa diterima.

Bagi yang tertarik, formulir pendaftaran dapat diperoleh secara gratis mulai Senin (10/5/2010) di Kedutaan Besar Jepang atau Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya dan Medan. Mereka yang tinggal di luar kawasan Jabodetabek, Surabaya, dan Medan dapat melamar melalui surat yang ditujukan kepada Kedutaan Besar Jepang di Jalan MH Thamrin 24 Jakarta Pusat 10350, Konsulat Jenderal Jepang Surabaya, atau Konsulat di Medan.

Keterangan lebih lanjut bisa menghubungi Bagian Pendidikan Kedutaan Besar Jepang di 021-3192-4308 Ext 175/176 atau klik di sini. Untuk syarat-syarat lebih detailnya bisa diunduh langsung di sini. Pendaftaran beasiswa ini ditutup pada 10 Juni 2010.
Sumber: Kompas

Mereka yang Bersinar dalam Keterbatasan

Mereka yang Bersinar dalam Keterbatasan


Di tengah karut-marut bangsa ini, datang kabar gembira dari SLAC-SPIRES: karya ilmiah dua peneliti fisika Indonesia masuk dalam daftar 50 artikel fisika energi tinggi dunia yang paling banyak dikutip sepanjang tahun 2009.
Terima kasih kepada Terry Mart dari Departemen Fisika Universitas Indonesia dan Laksana Tri Handoko dari Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), yang bersinar dalam belantara kasus korupsi dan kekerasan hari-hari ini.
SLAC-SPIRES adalah unit basis data dari perpustakaan Stanford Linear Accelerator Center yang mengumpulkan data lebih dari 1 juta karya ilmiah di bidang fisika nuklir, fisika partikel, dan astrofisika. Data bersumber dari jurnal-jurnal ilmiah bergengsi dan preprint server yang dikelola Perpustakaan Universitas Cornell, AS. Ada sekitar 50.000 pengguna mengunjungi situs ini setiap harinya.
Besarnya data dan aktivitas di situs SLAC-SPIRES membuat pengelola dapat mengolah data yang ada, termasuk mengumpulkan jumlah kutipan. Karya ilmiah
yang banyak dikutip berarti berperan penting atau paling tidak sedang aktual. Dengan demikian, daftar ”2009 Top Cited: 50 Most Cited Articles in High Energy Physics” sekaligus menyeleksi para ilmuwan yang memimpin perkembangan ilmu di bidangnya masing-masing.
Munculnya karya Terry Mart dan LT Handoko dalam daftar di atas tentu sangatlah menggembirakan. Dengan jumlah peneliti fisika yang sangat sedikit, ternyata masih ada yang aktif di komunitas internasional dan menjadi unggulan. Apalagi, fisika termasuk yang tidak banyak mendapat dukungan, terutama finansial, baik dari lembaga maupun negara, karena paradigma yang sudah telanjur salah: penelitian harus menghasilkan produk yang dapat dijual.
Penelitian dasar
Padahal, penelitian yang bersifat aplikatif tidak akan berkembang bila tidak ada penelitian dasarnya. Kenyataan menunjukkan, semua teknologi modern berbasis teori fisika, mulai dari teori mekanika Newton untuk dinamika klasik, seperti gerak benda-benda makro, sampai teori partikel untuk mendeskripsikan dinamika materi elementer. Bahkan, World Wide Web pun dilahirkan oleh peneliti laboratorium partikel dan nuklir Eropa CERN untuk mengakses hasil percobaan dari berbagai negara secara realtime.
Indonesia dengan program riset unggulan terpadu: mengaitkan riset dan industri ternyata malah berdampak memarjinalkan riset dasar di sisi lain. Tidaklah mengherankan bila penelitian fisika, matematika, ataupun astronomi tidak banyak mendapat tempat dalam dua dasawarsa terakhir.
Maka, karya ilmiah Terry dan Handoko menjadi signifikan karena berlangsung dalam keterbatasan. Selain susah mendapat dana, fasilitas laboratoriumnya juga serba sederhana. Mereka tidak patah semangat karena paham betul, penelitian ilmu dasar tidak hanya memuaskan keingintahuan, meletakkan dasar-dasar untuk temuan yang lebih aplikatif, tetapi yang terutama adalah mendorong manusia hingga ke batas kemampuannya, pushing to the limit.
”Riset Albert Einstein tentang relativitas yang menggemparkan itu juga tidak pernah bisa dimanfaatkan industri. Riset ini hanya ada di jurnal dan berakhir di perpustakaan,” kata Terry.
Mengkaji interaksi
Fisika energi tinggi adalah cabang ilmu fisika yang mengkaji interaksi antarmateri pada level materi elementer, yaitu materi pembentuk yang paling kecil. Interaksi tersebut bisa beraneka, interaksi lemah, kuat, elektromagnetik, ataupun gravitasi.
Sampai tahun 1960-an, pemahaman terhadap interaksi masih pada tingkat materi nuklir sehingga ilmunya disebut fisika nuklir. Inilah yang menjadi bidang keahlian Terry Mart, doktor yang lulus cum laude dari Universitat Mainz, Jerman.
Setelah tahun 1970-an, perkembangan pengetahuan fisika memasuki era materi yang lebih elementer, yaitu kuark dan lepton sebagai pembentuk materi nuklir. Disebut fisika partikel atau fisika energi tinggi, bidang ini digeluti
LT Handoko, doktor lulusan Universitas Hiroshima, Jepang.
Ilmunya disebut fisika energi tinggi karena materi-materi elementer yang total ada 16, tidak ada di alam bebas. Oleh karena itu, untuk bisa mengobservasi secara eksperimen perlu menumbukkan dengan materi-materi nuklir yang bebas di alam dengan mesin akselerator pada energi yang sangat tinggi.
Karya Handoko dan kolega yang banyak dikutip membahas prediksi teoritik atas fenomena peluruhan meson B. Selain penting untuk mengecek teori fisika partikel standar yang ada, hasil tersebut penting untuk melihat kontribusi dari fisika-fisika baru.
Sementara itu, paper Terry Mart yang banyak dikutip ada dua. Paper pertama bercerita tentang bukti adanya partikel resonans yang belum ditemukan. Bersama mantan profesornya dari Jerman, Terry mengklaim telah menemukan partikel tersebut. Paper kedua bercerita tentang faktor bentuk hadronik yang merupakan manifestasi dari distribusi materi di dalam partikel.
Penuh perjuangan
Agar lebih banyak peneliti Indonesia yang bergaung internasional, Terry mengingatkan untuk meninjau ulang tujuan pendidikan dan penelitian di perguruan tinggi. ”Tidak sekadar mengubah paradigma bahwa hasil penelitian harus bisa dijual, tetapi juga mengembangkan iklim penelitian yang sehat,” katanya.
Handoko secara terpisah menambahkan, penelitian di Indonesia hanya akan berkembang bila semua pihak bekerja keras untuk meregenerasi peneliti muda dengan cara yang benar. ”Artinya, menggiatkan riset riil di tataran terendah sekaligus mendorong para peneliti untuk memublikasikan hasilnya, baik dalam konferensi maupun jurnal ilmiah,” tuturnya.
Meski demikian, ia mensyaratkan jurnal harus diindeks secara internasional dan memiliki apa yang disebut digital object identifier sehingga bisa diakses komunitas global. Cara ini tidak hanya meningkatkan publikasi ilmiah peneliti Indonesia, tetapi diyakini bisa menekan kecenderungan plagiarisme yang kini marak.
Sebaiknya peneliti juga diwajibkan untuk mengirim paper-nya ke Pusat Dokumentasi Informasi Ilmiah LIPI. ”Kenyataan menunjukkan, skandal-skandal penjiplakan muncul akibat tidak adanya keterbukaan akses publik terhadap karya-karya tulis ilmiah,” ujar Handoko.
Adapun pemerintah berperan memfasilitasi insentif dan infrastruktur agar universitas dan lembaga riset bisa mengembangkan ilmu-ilmu dasar dan memunculkan banyak Terry Mart dan LT Handoko baru.

Sumber: Kompas

Beasiswa Pemerintah Prancis (BGF) 2011 sudah dibuka !

Beasiswa Pemerintah Prancis (BGF) 2011 sudah dibuka !


Beasiswa Pemerintah Prancis (BGF) 2011 sudah dibuka !
Tentang BGF 2011 :
Pemerintah Prancis melalui Kedutaan Besar Prancis di Jakarta telah memberikan beasiswa kepada warga Indonesia selama lebih dari 30 tahun. Dalam rangka mengembangkan Sumber Daya Manusia di Indonesia, Kedutaan Besar Prancis akan memberikan beasiswa untuk tahun 2010.
Beasiswa tersebut diberikan kepada pegawai negeri, dosen, mahasiswa (terutama mereka yang terlibat dalam program kerjasama antara Prancis dan Indonesia) untuk mengikuti 2 jenis program pendidikan :
  • Master (full scholarship)
  • Doktorat (full scholarship - 18 bulan)
Juri akan memberikan prioritas kepada mereka yang telah melakukan identifikasi program baik master atau doktorat dan yang telah memiliki respon positif / rekomendasi dari profesor Prancis atau surat penerimaan.
CampusFrance Indonesia dapat membantu Anda untuk menemukan program studi yang Anda minati.
Aplikasi harus diserahkan paling lambat tanggal 31 maret 2011 !
Informasi selengkapnya bisa dibuka di Campusfrance.org

http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1685:beasiswa-pemerintah-prancis-bgf-2011-sudah-dibuka-&catid=142:berita-beasiswa

Engineering Science and Technology Project Assistant



Engineering Science and Technology Project Assistant

Closing Date: 12 April 2010

Post Title: Project Assistant
Post Level: Equivalent to General Service 4 (GS4).
(This is indicative only. The final level will be determined at the time of recruitment according to the candidate’s qualifications).*
Starting Date: Immediately (contract period for 6 months with possibilities of extension)
Closing Date: 12 April 2010
RESPONSIBILITIES:

Under direct supervision of Programme Specialist in Engineering Sciences and Technology (EST) at the UNESCO Jakarta Office, the incumbent will perform the following functions:

a. Take the initiative in implementing UNESCO Jakarta e-learning Programme;
b. Maintain liaison and dialogue with stakeholders and partners including SOI-Asia, Directorate of Higher Education, Ministry of National Education Indonesia, TEIN, INHERENT, MYREN, PREGINET and other National Research and Education Networks in Asia and the Pacific on regular basis to conduct the e-learning and e-forum activities;
c. Maintain the learning management system on UNESCO archive server and video streaming server and regularly update it in coordination with DIKTI;
d. Assist in the conduction, dissemination and socialization of e-learning programme and make sure the process well coordinated and run in timely manner;
e. Assist in the administration of the participants of UNESCO e-learning courses in coordination with the networks involved;
f. Develop and maintain the portal IHP Nagoya to serve as online forum of IHP Training Course programmes, maintain and update the web portals STEPAN, and CONNECT including uploading necessary materials;
g. As appropriate to the position and as specified by the supervisors, participate in project implementation, and
h. Perform additional job related duties and responsibilities as requested.

COMPETENCIES:

1. Having experience working on and knowledge of networks i.e. APAN, TEIN, SOI, INHERENT or other NRENs
2. Having experience working on and knowledge of e-learning or ICT use for education.
3. Technical knowledge of web hosting (FTP, CPanel & other website or internet tools/software);
4. Strong communication skills (spoken and written)
5. Having experience working in international and multicultural environment
6. Team worker/builder, proven record in working collaboratively with colleagues to achieve organizational goals and ensure timely delivery of results
7. Ability to identify priority activities and assignments and make necessary adjustments as required
8. Ability to work under heavy pressure while maintaining accuracy and paying attention to details
9. Strong analytical skills and ability to analyze complex issues

QUALIFICATIONS:

Educations and Training Background:

- A minimum of Academy degree (D3) in Computer Science, Information Technology, Education, or Computer Programming especially in web programming and design;
- Extensive knowledge in ICT use for higher education

Work Experience:
- At least 3 years work experiences closely related to the responsibilities mentioned above.
- Experience in managing/organizing e-learning courses, distant learning programme or any activity using research and education network.
- Experience in web programming using CMS Joomla and web design;

CONTACT DETAILS:

Most recent Curriculum Vitae accompanied by an application letter should be sent to:

The Administration Officer
UNESCO House
Jl. Galuh (II) No. 5
Jakarta 12110
Indonesia
Fax: (62-21) 7279 6489
Email: jakarta@unesco.org This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it
attn: Masami Nakata, EST Programme Specialist

Only candidates under serious consideration will be contacted

* Post may be filled at a grade below this advertised level if the education, experience and current status of the applicant should so warrant. Post is subject to local recruitment and will be filled by person recruited in the local community areas of the office
More Information >> UNESCO.org 


http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1278:unesco&catid=145:lowongan

Jalan Menuju WCU yang Realistis

Written by Irwandi   
Wednesday, 11 November 2009 07:00
World 
class universityBanyak universitas di Indonesia mendambakan ingin menjadi salah satu World Class University (WCU), sebagai bukti bermutu dan memiliki reputasi

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D diundang dalam salah satu pertemuan Majelis Wali Amanah IPB di Le Meridien Hotel Jakarta (4/11). Menurut Dirjen “Karena tidak semua universitas Indonesia merupakan comprehensive university, maka tidak semuanya harus bersaing dalam pemeringkatan THE-QS. Masih banyak modalitas lain yang bisa dimanfaatkan dan itu cukup ramah dan bisa dikerjakan sekarang

Sesungguhnya di negara-negara Eropa, pemeringkatan tidak menjadi isu bagi mereka. Sekarang baru menjadi isu politik mereka. Kalau mereka menggeliat dan ikut berlomba, kita bisa hilang seratus peringkat. Ketimbang bersaing di rating THS-QS yang sangat kompetitif dan fluktuatif ini, Dirjen menawarkan langkah yang realistis.

Menurut Dirjen menekuni webometric jauh lebih realistis bagi perguruan tinggi Indonesia, terutama yang bukan comprehensive university. Webometrics (sebuah lembaga pemeringkatan yang berpusat di Madrid, Spanyol yang didirikan atas inisiatif Cybermetrics lab, sebuah kelompok penelitian yang dimiliki Consejo Superior de Investigaciones Cientificas (CSIC) sebuah lembaga penelitian terbesar di Spanyol) ini hanya focus pada  pemanfaatan ICT, pengembangan Website perguruan tinggi sebagai proxinya.

Ada empat unsur penilaian yang ditetapkan oleh Webometrics, yaitu visibilitas (V) yang menghitung berapa banyak link eksternal yang terkandung website tersebut, ukuran (S) yang menghitung jumlah halaman yang tertangkap oleh mesin pencari seperti google, yahoo, live search dan exalead. Kemudian juga dihitung dari kekayaan file (R), yakni berapa banyak file jenis PDF (adobe acrobat), "Adobe PostScript", "Word Document", dan PPT (Presentation Document), serta "Scholar" (Sc) yang diambil dari data situs mesin pencari seperti disebutkan diatas terkait dengan tulisan-tulisan ilmiah dari perguruan tinggi bersangkutan.

Menurut Dirjen, buat rencana yang matang untuk mencapai ini,  bagi saja diri, siapa yang bertanggungjawab mengerjakan apa. Dan ini tidak muluk-muluk. Perguruan tinggi Indonesia bisa mengerjakan ini. Disiplinkan dosen untuk selalu menguploud dan mengupdate kekayaan filenya. Undang semua dosen, mahasiswa, dan alumni untuk selalu heating di website tersebut.

Kedua, yang bisa dilakukan seperti sudah dimulai oleh Dikti terhadap 30 universitas Indonesia yang berminat adalah mengisi satu pola yang ditawarkan oleh  QS Star. Mereka membuat benchmark sebuah pengelolaan perguruan tinggi yang baik dengan segala syaratnya melalui pembintangan. Perguruan tinggi akan dinilai berbintang lima kalau memenuhi semua kategori. Kalau belum memenuhi bintang lima, dia mungkin bintang empat dan seterusnya. Seperti hotel, ada bintang lima, empat, tiga dst. Benchmarknya adalah kepada dirinya sendiri, tanpa dipengaruhi oleh naik turunnya posisi orang lain.

“Dikti sudah menfasilitasi untuk tahun 2009 ini 30 universitas Indonesia untuk mengikuti program QS Star ini. Tahun 2010 Dikti akan menfasilitasi sebanyak 150 Universitas lagi. Ini sifatnya demand driven. Pengumumannya dapat diakses langsung melalui website Dikti, Kelembagaan.”, Kata Dirjen

Ketiga, rencanakan berapa orang staf satu perguruan tinggi harus hadir di berbagai forum internasional, berdasarkan penelitian yang dilakukan. Kalau bisa mereka berpidato di Plenary, paling tidak di pembukaan sessi. Di list betul siapa mereka itu yang jago berkompetisi di forum internasional. Mereka akan melambungkan nama institusi satu perguruan tinggi.

Keempat, dalam merencanakan pengirimana kandidat Ph.D, pastikan mereka belajar di universitas dengan program studi terbaik dunia. Minta Profesor terbaik di prodi itu menjadi pembimbing mereka.

Sejalan dengan itu, rencanakan siapa dari ribuan peer review yang harus diundang dalam  forum ilmiah perguruan tinggi Indonesia. Pasti ini menjadi rahasia THS-QS, tapi biasanya mereka adalah tokoh-tokoh yang mendominasi bidang ilmu.  Kita gunakan berbagai modalitas untuk mendatangkan mereka. Kita gunakan dana-dana CSR perusahaan. Kalau misalnya ada pihak lain yang kebetulan mendatangkan mereka ke Indonesia, manfaatkan untuk datang langsung ke univesitas kita.

Bantu staf kita yang sedang melakukan penelitian dan menuliskan karyanya untuk diterbitkan di Jurnal peer review internasional. Perguruan tinggi bisa melakukan kerjasama dengan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4) untuk menfasilitasi publikasi jurnal Internasional ini.

Dalam konteks itu, menurut Dirjen, perguruan tinggi sudah harus memikirkan secara jernih topik-topik penelitian apa yang sungguh-sungguh harus dibiayai. Riset disainnya seperti apa dan tidak mengulang-ulang. Cari isunya yang frontier research, state of the art ilmu yang dikerjakan secara cluster penelitian, bukan lagi sibuk dengan riset-riset kecil. Indonesia ini adalah ladang isu yang tidak pernah kering untuk dianalisa.  disadur dari http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=819:jalan-menuju-wcu-yang-realistis&catid=54:berita-dirjen&Itemid=185



 

Perjalanan “BIDIK MISI” di Negeri Serambi Mekkah



Aceh demikian biasanya daerah ini di kenal di Indonesia. Negeri yang terkenal dengan kekhasan nilai islamnya ini ternyata menyimpan potensi-potensi akademik yang begitu berharga. Daerah yang pernah dihantam oleh bencana tsunami beberapa tahun lalu itu menyisakan kesedihan yang begitu mendalam bagi rakyat Aceh. Tetapi perlahan Aceh kembali mulai membangun daerahnya untuk kembali pulih seperti sedia kala.
Kamis (14/10), Banda Aceh, Menteri Pendidikan Nasional Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA didampingi Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc., dan Rektor Unsyiah Prof. Dr. Darni Daud, MA beserta rombongan berkunjung ke rumah beberapa penerima Beasiswa BIDIK MISI. Rumah pertama yang dikunjungi oleh Mendiknas beserta rombongan adalah rumah yang terletak di desa Lamkeunue, rumah dari Hawa Nur Risma, seorang mahasiswi yang diterima di Fakultas Kedokteran Unsyiah. Putri sulung dari dua bersaudara ini terancam tidak bisa melanjutkan kuliah karena taraf ekonomi yang lemah, tapi dengan adanya Beasiswa BIDIK MISI, akhirnya yang bersangkutan dapat melanjutkan kuliahnya. Prestasi dari Hawa pun tidak main-main, selalu menjadi juara kelas dari pendidikan dasar hingga pendidikan Menengah Atas.
Ditemui oleh Mendiknas beserta rombongan dirumahnya, Hawa dan ibunya pun tampak begitu bahagia karena dapat bertemu langsung dengan Mendiknas. Ditanya mengenai harapan dari Ibunda Hawa terhadap anaknya kelak oleh Mendiknas, beliau pun menjawab, “saya hanya ingin anak-anak dapat belajar setinggi-tingginya, karena ayahnya sudah bekerja siang malam, saya ingin mereka bisa jadi dokter yang baik.” Sebuah harapan yang tulus dari seorang Ibu dengan rumah yang seadanya dan penghasilan sehari-hari yang tidak banyak.
Perjalanan pun dilanjutkan ke rumah Sapriyadi, mahasiswa yang kini diterima di FISIP Unsyiah ini bertempat tinggal dirumah yang ternyata bukanlah rumah miliknya, tetapi hanya menumpang. Hanya dengan orang tua tunggal Sapriyadi berusaha semampu mungkin untuk melanjutkan kuliah sampai akhirnya mendapatkan Beasiswa BIDIK MISI. Ditanya oleh Mendiknas mengenai cita-citanya, Sapriyadi pun menjawab dengan polos, “ingin menjadi Menteri”. Tak pelak rombongan pun bertepuk tangan mendengar jawaban dari anak yang tinggal di desa Lamkiat, Aceh Selatan, tersebut.
Perjalanan BIDIK MISI akan terus berlanjut tak hanya akan berhenti di Negeri Serambi Mekkah saja, Aceh hanya sebagian kecil dari program Kemdiknas melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang menjadi daerah sasaran pencapaian Beasiswa BIDIK MISI. Hal tersebut ditegaskan oleh Dirjen Dikti, “daerah lain melalui Universitas-Universitas lainnya mempunyai Beasiswa BIDIK MISI, dan akan kita arahkan untuk menjemput mereka yang membutuhkan beasiswa tersebut.”

Lima Kelemahan Guru dalam Mengajar


Tulisan ini bukan merupakan kesimpulan atas kinerja guru secara umum, tetapi hanyalah merupakan temuan penulis selama melaksanakan supervisi kunjungan kelas pada beberapa sekolah yang menjadi binaan penulis ditambah dengan pengamatan penulis pada saat mengikuti kegiatan lesson study MGMP Bahasa Inggris beberapa waktu yang lalu. Sengaja diberi judul demikian karena yang akan dipaparkan adalah kelemahan-kelemahan yang nyata ditemukan penulis. Hal ini dimaksudkan agar bisa menjadi input bagi para guru untuk memperbaiki kegiatan pembelajarannya.

Dari pengamatan penulis terhadap kegiatan pembelajaran di kelas dapat dikemukakan beberapa kelemahan antara lain :
  1. Guru tidak menggunakan RPP sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. RPP adalah skenario pembelajaran yang dibuat oleh guru sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai. Dalam dokumen tersebut tidak hanya berisi kompetensi apa yang akan dicapai tetapi juga memuat secara rinci berapa lama waktu tatap muka dilakukan. Bahkan dirinci pula berapa menit kegiatan awal untuk melaksanakan kegiatan rutin, apersepsi dan penjajagan untuk mengenal bekal awal siswa. Waktu yang digunakan untuk kegiatan inti, dan rincian waktu untuk kegiatan akhir. Dalam RPP juga tercantum secara jelas alat bantu mengajar apa yang diperlukan dan sumber belajar apa yang digunakan. Demikian pula di dalam RPP juga telah dicantumkan rencana kegiatan penilaian yang merupakan upaya untuk mendapatkan umpan balik keberhasilan guru dalam mengajar.Kenyataannya RPP tidak difungsikan, bahkan ada guru yang mengajar tanpa bertpedoman pada RPP. Hal ini menyebabkan kegiatan pembelajaran tidak terarah.
  2. Guru tidak mempersiapkan alat bantu mengajar. Alat bantu mengajar sangat diperlukan untuk membantu guru dalam menjelaskan materi pelajaran, sehingga siswa mengetahui secara nyata melalui benda-benda yang nyata. Dengan alat bantu ini pengetahuan tidak hanya berupa verbal, dan bisa mengatasi kesenjangan komunikasi guru dengan siswa. Kenyataannya guru tidak membawa alat bantu mengajar sehingga yang dilakukan hanyalah ceramah-dan ceramah saja.
  3. Guru kurang memperhatikan kemampuan awal siswa. Pengetahuan ten tang kemampuan awal siswa diperlukan oleh guru untuk menetapkan strategi mengajar, bahkan untuk mengajukan pertanyaanpun diperlukan pemahaman tentang kemampuan awal siswa. Dengan memahami kemampuan awal siswa ini guru dapat membantu siswa memperlancar proses pe,mbelajaran yang dilkukan dan memperkecil peluang kesulitan yang dihadapi siswa. Adakalanya satu materi tertentu memerlukan prasarat pengetahuan sebelumnya. Jika pengetahuan prasyarat ini belum dikuasi dan guru sudah melanjutkan pada materi berikutnya bisa dipastikan bahwa siswa akan kesultan mengikuti pelajaran. Hal ini bisa dideteksi melalui perilaku siswa. Siswa yang tidak dapat mengikuti materi yangs edang dibahas oleh guru cenderung berperilaku "menyimpang" seperti: melamun, menulis atau menggambar yang tidak ada hubungannya dengan materi pelajaran, berbicara sendiri atau kegiatan-kegiatan lain yang tidak terkait dengan isi pembelajaran.
  4. Penggunaan papan tulis yang kurang tepat. Pada umumnya guru langsung memulai pelajaran tanpa menuliskan Pokok persoalan yang akan dibahas dan tujuan pembelajarannya. Penulisan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran ini bergna sebagai kontrol bagi guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar tidak keluar dari jalur. Kecenderungan lainnya adalah penggunaan papan tulis yang kaacau. Siswa tidak tahu apa sebenarnya yang dibahas, dan untuk apa hal itu dibahas. Guru terlalu sibuk menulis dan membuat ilustrasi di papan tulis yang kadang-kadang sulit ditangkap siswa dan tidak disimpulkan.
  5. Tidak melaksanakan evaluasi. Dengan alasan kekurangan waktu seringkali guru tidak melaksanakan evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan. Evaluasi ini bertguna bagi guru untuk mengetahui seberapa besar keefektifan pembelajaran yang dilakukannya. Dengan melakukan evaluasi pada setiap akhir kegiatan /bahasan akan bisa mendeteksi siswa mana yang masih kesulitas dan pada bagian apa siswa merasa sulit. Hal ini akan sangat berguna bagi guru dalam membantu siswa
Apabila 5 macam kelemahan guru ini dapat diperbaiki, maka peoses pembelajaran akan menjadi lebih bermutu dan muaranya nanti pada hasil belajar yang lebih baik. Perubahan pada kelima kelemahan tersebut tidak memerlukan biaya. Yang diperlukan hanyalah kesadaran diri untuk memberikan yang terbaik kepada siswa. Kepala sekolah dapat berperan dalam perbaikan proses pembelajaran ini dengan cara lebih sering melaksanakan supervisi kunjungan kelas.


Sumber dari :
http://www.pusatartikel.com

info beasiswa

The National Research Flagships Program is targeted at national goals which are closely aligned to the Government’s National Research Priorities. Their scale, longer time-frames and clear focus on delivery and adoption of research outputs are designed to maximise their impact in key areas of economic and community need. Collaboration is a key principle of the Flagship initiative and lasting solutions require partnerships that harness our national innovative spirit on an ambitious scale. The Flagship Collaboration Fund facilitates the involvement of the wider Australian research community in addressing the critical national challenges targeted by the Flagships.
Flagship Postgraduate Scholarships
The Flagships offer top-up and full Flagship Postgraduate Scholarships to high quality students who are enrolled in a PhD at an Australian university, and who will be working on a project which is directly relevant to a Flagship program.
A listing of the priority research areas in which the Sustainable Agriculture Flagship is seeking applications for 2011 is available by following the link below, along with contact details for the Flagship.
http://www.csiro.au/partnerships/SAF-Postgrad-Scholarships.html
Top-up scholarships will be the norm. Valued at A$7000 per annum, they are available to PhD students who have gained (or expect to gain) an Australian Postgraduate Award (APA) or equivalent scholarship.
In some circumstances full scholarships will be available. These offer a stipend of the equivalent of the APA plus CSIRO’s top-up amount of A$7000 per annum for up to three years.
Position Description
Applications for Flagship Postgraduate Scholarships will only be accepted from full-time students enrolled in an eligible Australian Higher Education Institution during the term of the award. While the normal expectation is that scholarships will be full time, they may be converted from full time to part time where CSIRO agrees that there are compelling reasons for this and the APA, if any, is also converted to part time.
For the year the scholarship is to begin, students must have, or expect to gain, first class honours or equivalent in relevant research areas. If applying for the top-up scholarship, they must also expect to receive an Australian Postgraduate Award (APA) or university equivalent commencing in that year. If applying for the full CSIRO Flagship scholarship, a student cannot receive both an APA/equivalent and a CSIRO Flagship Scholarship.
International students are eligible to apply for Flagship scholarships but they must be able to show evidence of admission to an Australian university, as well as evidence that either their living costs or international student tuition fees are being covered by another scholarship or from private funds. Joint supervision of students by a university and a CSIRO supervisor is required, and such joint supervisory arrangements must be consistent with the Higher Degree by Research Regulations of the host university. In most cases the primary supervisor will be the university supervisor.
Selection Criteria
Applicants must address the core selection criteria (project details, student quality and research prospects) in a written statement within the application form. Evidence of academic results is also required. Applicants that do not address the selection criteria will not be considered.
Before addressing the selection criteria please read all the information and guidelines provided at
www.csiro.au/org/FlagshipPostgradScholarships.html
The three criteria on which the applications will be assessed are:
1) Student Project
The primary assessment criterion for a Flagship Postgraduate Scholarship is the quality and relevance of the project being proposed. The research must be complementary to, and clearly aligned with, the research portfolio and goals of a Flagship and not simply to the broad scientific fields covered by the Flagship. Flagships have nominated priority research areas for scholarships commencing in early 2011. When applying for a scholarship, students should indicate which of these areas their proposed research is relevant to. (If a student’s research is not directly relevant to any of these areas, their application must clearly state how it is aligned with the work of the Flagship.)
2) Quality of the Student
The quality of the student is critical to the assessment of a Scholarship and candidates must hold (or expect to gain) a degree from a recognised University, normally first class honours or equivalent. Please provide an academic transcript or evidence of results with your application. Please attach your transcript with your CV.
3) Prospects
The potential of the proposed student project to support the directions of the Flagships and to deliver outcomes that are relevant to a particular Flagship Program is essential. Also important are the broader prospects of the nature and value of the benefits of the outcomes of the project, and in particular whether they have helped the Flagships achieve their major national goals.
More Information
Applications
Before you apply ensure that your documents are in Text, MS Word or PDF. Ensure your file is not larger than 1MB in PDF format, or 2MB for all other formats. Your Documents will be converted into PDF format. To view these documents once converted you will need to download Adobe Reader
For further information about CSIRO please visit www.csiro.au.
CSIRO prefers applications be lodged online via this careers site.
You are required to include two documents:
(1) “Application Form”
(2) “Resume or CV” no more than three pages in length with the evidence of academic achievement (scanned transcripts etc) These will have to be attached to the back of your CV.
Please Note:
If your file exceeds the listed limits (that is 1MB in PDF format, or 2MB for all other formats), please only lodge online your APPLICATION FORM and CV. Please then send an email to csiro-careers@csiro.au listing your name and the position number you are applying for in the subject line of the email and attach your additional information (e.g. scanned transcripts) to that email. This will ensure the additional information is collated with your application form and CV.
Note: Applications that do not address the selection criteria or cannot verify that Flagship Scholarship Guidelines have been read will not be considered. You must check that you have applied to the appropriate Flagship.
If you experience difficulties applying online call 1300 301 509 and someone will be able to assist you. Outside business hours please email: csiro-careers@csiro.au.
If you are unable to lodge your application online you can send your completed application and copies of any supporting documentation quoting reference number 2010/655 to:
CSIRO Careers Online
PO Box 225
DICKSON ACT 2602
before the closing date of 30 November 2010.
Reference Number: 2010/655
Position Title: Flagship PhD Scholarships – Sustainable Agriculture Flagship
Division: CSIRO Flagship Programs
Location: Various, to be negotiated
Classification: Other
Salary Range: Top-up scholarship valued at $7,000 per year (or full scholarship in certain circumstances)
Tenure: (Up to) 3 year term (concordant with existing APA or scholarship)
Applicants: International Applicants Welcome
Applications Close: 30 Nov 2010
Job Category:
Post Graduate Students
Scientific Research
https://recruitment.csiro.au/asp/Job_Details.asp?RefNo=2010/655

28 Okt 2010

Marina Ice breaking


Salah satu ice breaking adalah dengan lagu-lagu yang disertai dengan gerakan-gerakan yang enerjik
Lagunya adalah

Marina menari diatas menara
Diatas menara marina menari
Diulang ulang 2x aatu lebih

Dengan diikuti gerakan,,
1. Kata Marina berarti kedua tangan memegang dada(hati)
2. Kata menari berarti kedua tangan digoyang-goyangkan pergelangan tanganya menirukan seperti orang sedang menari
3. Kata diatas kedua tangan memegang atas kepala/ menaruh kedua tangan diatas kepala, sambil kepala di geleng-gelengkan
4. Kata menara berarti kedua tangan diangkat lurus keatas, .

Saat pengulangan berarti semua harus sesuai dengan ketentuan dan dipercepat berbeberapa kali…

Manfaat
1. Dapat melatih konsentrasi…
2. Meningkatkan kepercayaan diri untuk bernyanyi
3. Meningkatkan kepercayaan diri untuk bermain
4. Membuat suasana kembali hidup
5. Dan melatih tersenyum

Ditulis dari pengalaman….
Oleh aji candra w ( sogem )


Faktor-faktor yang Mempegaruhi Kesulitan Belajar



a.Factor internal
adalah factor yang berasal dari dalam diri seseorang atau peserta didik yang mempengaruhi kesulitan belajar diantarannya(Fontana,1981):
1. Kemampuan intelektual:
2. Afeksi seperti perasaan dan percaya diri
3. Motivasi
4. Kematangan untuk belajar
5. Usia
6. Gender
7. Kebiasaan belajar
8. Kemampuan mengingat
9. Kemampuan pengindraan seperti melihat, mendengarkan, dan merasakan
b. factor eksternal
adalah factor yang berkaitan dengan kondisi proses pembelajaran yang meliputi:
1. Guru
2. Kualitas pembelajaran
3. Instrument atau fasilitas pembelajaran baik yang berupa hardware maupun software
Lingkungan, baik lingkungan social maupun lingkungan alam



Menurut Nohie Nasution(1992:215)
Factor-faktor yang mempengaruhi kesulirtan belajar antar lain:
1. rendahnya kemapuan intelelktual anak,
2. gangguan perasaan atau emosi
3. Kurangnya motivasi untuk belajar
4. Kurang matangnya anak untuk belajar
5. Usia yang terlamapau muda
6. Latar belakang sosisal yang tidak menunjang
7. Kebiasaan yang kurang baik
8. Kemampuan mengingat yang rendah
9. Terganggunya alat-alat indra
10. Proses belajr mengajar yang tidak sesiuai
11. Tidak adanya dukungan dari lingkungan belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono(1994:228-235)
• Factor-faktor internal yang mempengaruhi kesulitan belajar sebagai berikut
• Sikap terhadap belajar
• Motivasi belajar
• Konsentrasi belajar
• Mengolah bahan ajar
• Menyimpan perolehan hasil belajar
• Menggali hasil belajar yang tersimpan
• Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil kerja
• Rasa percaya diri siswa
• Intelegensi dan keberhasilan belajar
• Kebiasaan belajar
• Cita-cita siswa




Factor-faktor eksternal yang memmpegaruhi proses belajar meliputi:
1. Guru sebagai Pembina siswa belajar
2. Prasarana dan sarana pembelakjaran
3. Kebijakan penilaian
4. Lingkungan social siswa disekolah
5. Kurikulum sekolah



Kesimpulan
Faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar berupa faktor intrernal dan faktor eksternal. Faktor inernal berasala dari individu yang sedang belajar,sedang faktor internal faktor yang berasal dari luar diri. Faktor internal bersumber dari aspek fisik yang meliputi kondisi dan kesehatan tubuh dan aspek psikologis meliputi intelektual, afeksi, motivasi dan sebagainya. Faktor eksternal berupa faktor lingkungan meliputi lingkungan social yang berupa manusia dan lingkungan non social yang berupa alam dan faktor instrument yang meliputi soft ware dan hardware serta guru yang kurang mendukung proses kegiatan belajar peserta didik

Ditulis dari banyak pengalaman
Oleh aji candra wiguna ( sogem )



Pelangi-pelangi ice breaking


Saat bernyanyi orang lain akan menjadi senang, tidak hanya orang yang bernyanyi yang senang tetapi orang yang melihatnyapun akan senang… bukankah seperti itu adanya bukan ?????

Lagu :
Pelangi-pelangi alangkah indahmu
Merah kuning hijau dilangit yang biru
Pelukismu agung siapa gerangan
Pelangi-pelangi ciptaan tuhan
ketentuan
1. Untuk permainan kelompok.
2. Lagu ini lebih enak dinyanyikan bersama-sama dan dengan tepuk tangan
3. Tetapi untuk ice breaking ini siswa dibuat dua kelompok besar dibagi dua kelompok dengan komposisi yang sama
Cara bermain
1. Nyanyikan lagu pelangi-pelangi bersama-sama dengan tepuk tangan dengan bersama-sama
2. Kemudian bagi menjadi 2 kelompok besar, sama rata
3. Kelompok dinamakan kelompok 1 atau kelompok 2 atau dapat dinamai seseuai dengan selera, bias nama binatang atau bunga dsb….
4. Kelompok satu menyanyikan lagu sampai habis, kemudian kelompok 2 juga sama, tetapi tanpa bertepuk tangan
5. Kelompok 1 bernyanyi kemudian sampai pada kata indahmu, kelompok 2 mulai bernyanyi lagu mulai dari awal, dan sama tanpa bertepuk tangan…
6. Apa yang terjadi?
7. Kelompok 2 biasanya akan ikut nadanya dengan kelompok 1,,hal itu biasanya akan menjadi hal yang menarik... dan jika semua bias merasakan kegembiraan maka ice breaking berhasil…

Manfaat

1. Dapat menghilangkan rasa bosan
2. Mengembalikan focus anak
3. Merasakan kegembiraan
4. Menjadikan suasana kembali hidup
5. Dan banyak lagi……

Ditulis dari banyak pengalaman
Oleh aji candra wiguna ( sogem )

Prosedur Pelaksanan Diagnosisi Kesulitan Belajar


Bimbingan belajar bagi peserta didik yang gagal, guru atau pembimbing harus berusaha mencari penyebab kegagalan yang dialami peserta didik. Ketepatan menentukan masalah atau kesulitan belajar yang dialami peserta didik merupakan kunci keberhasilan dalam memberi layanan bimbingan belajar kepada peserta didik. Prosedur atau langkah-langkah melaksanakan diagnosis kesulitan belajar sebagai berikut:
1. mengidentifikasi peserta didik yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar
2. melokalisasi letak kesulitan belajar
3. menentukan factor penyebab kesulitan belajar
4. perkirakan alternative bantuan
5. menetapkan kemungkinan cara mengatasi
6. tindak lanjut

Berikut mengenai pembahasan langkah prosedur DKB agar kita mampu melaksanakan kegiatan diagnosis kesulitan belajar dengan baik

1. Mengidentifikasi peserta didik yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar.
Cara untuk menetapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat diketahui melalui:
a. Analisa perilaku
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat diketahui melalui proses observasi atau laporan proses pembelajaran dapat diketahui melalui:
1). Cepat lambatnya menyelesaikan tugas
Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar bila lama keterlambatan dan mengalami kesulitan belajar bila lama keterlambatan dan frekuensi keterlambatan paling banyak dalam menyelesaikan tugas
2). Kehadiran dan ketekunan
Peserta didik yang sering absent, membolos, tidak tekun, malas, acuh terhadap guru, dapat diduga peserta didik tersebut mengalami kesulitan belajar.
3). Peran serta dalam mengerjakan tugas kelompok
Dengan mengamati dan mencatat aktivitas peserta didik dalam pembicaraan dengan segala kualifikasinya, kita akan memperoleh gambaran tentang peran serta peserta didik dalam kelompoknya, dan dapat juga untuk menemukan peserta didik yang diduga mengalami kesulitan belajar.
4) kemampuan kerjasama
Dengan cara mengetahui hubungan socialnya sehari-hari dalam kelas atau mengunakan sosiometri untuk mengetahui hubungan social peserta didik.

b.Analisa Prestasi Belajar
Untuk mengetahui peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat dilakukan dengan cara menhimpun dan menganalisis hasil belajar serta menafsirkannya. Dalam menentukan baik buruknya hasil belajar peserta didik adalah dengan Penilaian Acuan Norma dan Penilaiaan Acuan Patokan. Penilaiaan acuan norma skor rerata yang dijadiakan norma sedangkan penelitian acuan patokan skor minimal yang seharusnya dicapaioleh peserta didik.

2. Melokalisasi Letak Kesulitan Belajar
Adalah menemukan dimana letak kesulittan belajar yang dialami peserta didik. Untuk menemukan bidang studi apa peserta didik mengalami kesulitan belajar dapat dilakukan dengan cara membandingkan skor prestasi yang diperoleh peserrta didik dengan nilai rerata masing-masing bidang studi apabila dibawah rerata diduga mengalami kesulitan belajar .
Untuk mengetahui aspek/bagian mana kesulitan belajar itu dirasakan peserta didik dapat dilakukan dengan memeriksa hasil tes.

3. Menentukan Factor Penyebab Kesulitan Belajar
Untuk menentukan kesulitan belajar dapt dilakukan dengan menentukan factor yang ada pada peserta didik(internal) dan factor yang berasal dari peserta didik(eksternal) yang menghambat proses belajar.
Factor internal penyebab kesulitan belajar bersumber pada aspek fisik misalnya kesehatan tubuh dan penyakit yang diduga mengagu proses belajranya, aspek psikologis meliputi bakat, minat, kemmpuan, kemauan, perhatian, dorongan, konsentrasi, dan ketekunan yang kurang memadahi
Factor eksternal bersumber pada dua factor yaitu factor lingkungan dan factor instrument yang berupa fasilitas dan guru yang kurang mendukung kegiatan belajar pesertadidik.

4. Memperkirakan Alternative Bantuan
Merupakan langkah yang akan ditempuh dengan menjawab pertanyaan berikut :
a. apakah peserta didik masih mungkin di toloong untuk mengatsi kesulitannya? Bila peserta didik tidak mungkin di tolong karena kesulitannya berat maka kita harus berusaha mencarikan jalan keluar.
b. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatsi kesulitan peserta didik?
c. Kapan dan dimana pertolongan dapat diberikan kepada peserta didik?
d. Siapa yang dapat memberikan pertolongan? Dalam hal ini adalah menentukan personil yang tepat untuk memberikan pertolongan. Personalia yang dapat memberikan pertolongan kepada peserta didik adalah konselor, guru bidang studi, atau ahli lain missal dokter, psikolog dan ahli lain yang relevan.

5. Menetapkan Kemungkinan Cara Mengatasinya
Langkah ini merupakan menentukan bantuan atau usaha penyembuan kepada peserta didik. Selanjutnya rencana pemberian bantuan yang akan diberikan harus disesuaikan dengan jenis kesulitan yang diderita peserta didik. Beberapa upaya bantuan yang dapat dilakukan adalah dengan:
a. pengajaran perbaikan
merupakan bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, pengajaran yang membuat menjadi baikpengajaran perbaikan merupakan bentuk khusus pengajaran yang bermaksud untuk menyembuhkan, membetulkan atau membuatmenjadi baik.
b. pengentasan masalah melalui konseling
melalui konseling klien diharapkan agar masalah yang dihadapi dapat dientaskan.
c. kegiatan pengayaan
kegiatan pengayan merupakan bentuk layanan yang diberikan kepada seseorang atau beberapa murid yang sangat cepat belajar
d. peningkatan keterampilan belajar
Prosedur yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan
1) membuat catatan waktu guru mengajar
2) membuat ringkasan dari bahan bacaan
3) mengerjakan latihan-latihan soal
e. mengembangkan sikap kebiasaan belajar yang baik
Beberapa cara bantuan diatas terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk menumbuhkan sikap ddan kebiasan yang baik adalah:
1) membantu murid menyusun rencana yang baik
2) membantu murid mengikuti kegiatan belajar-mengajar dalam kelas
3) membantu murid membaca cepat

6.Tindak Lanjut
Tindak lanjut meru;pakan langkah terakhir kegiatan diagnosisi kesulitan belajar yang berupa kegiatan sebagai berikut:
a. memberikan pertolongan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, sebagai progam bantuan yang telah diterapkan pada langkah sebelumnya.
b. Melibatkan berbagai fihak yang diangap mampu memberi pertolongan
c. Mengikuti perkembangan peserta didik dan mengadakan evaluasi terhadap bantuaan yang telah diberikan
d. Melakuakan referral kepada ahli lain yang berkompeten.
Kegiatan evaluasi ditunjukan untuk menilai kemungkasaan proses pemberian bantuan dan khususnya melihat sampai berapa jauh keefektifan metode yang dipakai. Penilaian dapat ditempuh yaitu penilaian dalam proses dan penilaian pasca proses. Hasil penilaian ini diharpkan secara bijaksana dapat memberi tindak lanjut agar proses pemberian bantuan dapat dijalankan tetap berlangsung dengan sebaik-baiknya sampai selesai.

Kesimpulan


• Dalam melakukan proses prosedur pelaksanan DKB dilaksanakan secara runtut dan sistematis sehingga hasil yang ingin dicapai dapat terwujud. Dari semua itu diperlukan evaluasi guna mengetahui ketepatan dalam memberi bantuan dan sebagai kontrol pemberian bantuan
• Dan dari semua itu bantuan kesulitan belajar sangat berarti dengan adanya tindak lanjut.

Ditulis dari banyak pengalaman
Oleh aji candra wiguna ( sogem )

Layang-layang ice breaking



Pada pembelajaran matematika khusus untuk menerangkan bangun layang-layang atau dapat digunakan pada semua kesempatan…….oke…
Tetapi dengan beberapa modifikasi

Lagu:
Kuambil bambu sebatang ( ada juga yang buluh)
Kupotong sama panjang
Ku raut dan kutimbang dengan benar
Kujadikan layang-layang……

Ketentuan
1. Bagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 anak… usahakan merata, baik pembagian besar anak atau juga jenis kelaminya…….Setelah selesai,,,
2. Bagi peran anak,, ada yang menjadi bambu , menjadi gunting, menjadi rautan, dan menjadi benang
3. Setelah pembagian selesai buat lingkaran besar bernyanyi laying-layanng bersama…
4. Tunjuk salah satu kelompok untuk maju kedepan…
5. Beri tahu peran yang harus dilakukan
6. Saat menyebut kata kuambil bambu maka yang menjadi bambu harus berlari ketengah lingkaran dan berdiri mematung di depan
7. Kemudian saat saat ada kata kupotong sama panjang maka gunting maju depan dan seolah memotong bamboo, sambil berkata kruk,,kruk,,,,
8. Dan saat kuraut dan kutimbang dengan benar,,, maka rautan dan benang maju dan berputar mengelilingi bamboo dan gunting dan saat kata kujadikan layang-layang maka kedua tangan di rentangkan ke samping dan menirukan gerak layang-layang…
9. Dan bias gentian dengan kelompok lain sampai selesai semua

Manfaat..
Meningkatkan kreatifitas,,,
Menyenangkan anak…
Belajar bermain peran…
Membuat percaya diri,,,,

Ditulis dari banyak pengalaman
Oleh aji candra wiguna ( sogem )