Like if u like,,,,

19 Okt 2012

KONSELING UNTUK ANAK TUNA DAKSA


 

CERITA DAN PERMASALAHAN

Pada suatu hari yang cerah, saat liburan sekolah sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anaknya yang bernama Fitri, sedang menikmati liburan bersama. Ibu sedang memasak di dapur dengan dibantu Fitri dan ayah sedang menonton televisi. Keharmonisan keluarga tersebut ditandai dengan candaan hangat yang tak jarang membuat Fitri tertawa begitu senangnya.
Ditengah gurauan tersebut, tiba-tiba terdengar bunyi ”dor” dengan sangat keras dari kompor gas yang meledak. Seketika rumah Fitri hangus terbakar. Tidak ada yang menduga akan terjadi hal seperti itu. Nyaris seluruh bagian rumah habis termakan si jago merah tak terkecuali ayah dan ibu Fitri. Mereka meninggal saat itu juga karena luka bakar yang sangat parah. Tetapi, Tuhan berkehendak lain, Fitri selamat. Ia mampu menyelamatkan dirinya. Akan tetapi sebagian dari wajah dan tangannya terkena api. Fitri menangis karena tidak tahu dimana orangtuanya dan kesakitan akan luka bakarnya. Warga datang membantu  memadamkan api tapi sayangnya tetap tidak dapat diselamatkan.
Fitri yang ketika itu berusia sepuluh tahun kini harus hidup sebatang kara. Tetapi kemudian ia di asuh oleh sebuah Panti Asuhan Kasih Bunda. Fitri menjadi anak yatim piatu. Mengingat keadaan itu, Fitri syock berat. Ia tidak mau makan dan sekolah. Ia hanya mengurung diri di dalam kamar panti asuhan. Fitri benar-benar merasa kehilangan dan parahnya lagi luka bakar yang ada di wajah dan tangannya tidak dapat hilang dan membekas sehingga tubuh Fitri tidak secantik dan sesempurna dulu lagi.
Ibu Ita, yang menjadi pengasuh serta pemilik Panti Asuhan Kasih Bunda merasa kasihan terhadap Fitri. Setiap kali melihat Fitri selalu menangis dan diam, Ibu Ita merasa tidak tega dengannya. Setiap hari, Ibu Ita memberikan nasihat dan semangat untuk Fitri, tetapi tidak ada perubahan sama sekali. Hanya menangis yang selalu dilakukan Fitri.

Ibu Ita selalu berusaha menghibur Fitri dan memberikan nasihat pada Fitri guna menumbuhkan semangat Fitri kembali. Ibu Ita membujuk Fitri untuk tetap melanjutkan sekolahnya, agar Fitri mampu mewujudkan cita-cita orangtuanya. Tetapi, usaha ibu Ita tidak pernah berhasil.
Pada suatu hari, Ibu Ita berinisiatif untuk mendatangi wali kelas Fitri. Yang bernama Ibu Ana dan akhirnya Ibu Ita pun datang ke sekolah.
”Selamat pagi, Bu.” Salam Bu Ita
”Pagi, silahkan masuk. Silahkan duduk. Ada yang bisa saya bantu, Bu?” Jawab Bu Ana.
“Begini Bu, saya Ita pemilik sekaligus pengasuh Panti Asuhan Kasih Bunda. Kedatangan saya kesini, saya ingin meminta tolong ibu agar membujuk Fitri siswa ibu.” Terang Bu Ita.
“Loh, memangnya ada apa dengan Fitri? Kenapa bukan orang tuanya yang datang kemari?” Jawab Ibu Ana dengan heran.
“Begini bu, satu minggu yang lalu, rumah Fitri terbakar habis karena ledakan gas. Orang tua Fitri meninggal dunia sedangkan Fitri terbakar bagian muka dan tangannya. Luka bakar itu tidak dapat hilang. Itu semua membuat Fitri sangat terpukul dan kini dia hanya mengurung diri di kamar panti, Bu. Sekiranya ibu mau membantu saya untuk membujuk Fitri agar mau sekolah kembali dan memiliki semangat seperti dulu.” Jelas Bu Ita.
“Ya Allah, saya turut prihatin. Pantas saja, beberapa hari ini Fitri tidak berangkat tanpa keterangan. Baik Bu, saya nanti akan datang ke panti untuk menemui Fitri.” Jawab Bu Ana.
Kemudian setelah pulang mengajar, Ibu Ana datang ke Panti Asuhan Kasih Ibu untuk menemui Fitri. Awalnya Fitri tidak mau menemui Bu Ana, tetapi karena dibujuk oleh bu Ita, akhirnya Fitri mau menemui wali kelasnya itu.
Dalam pertemuan itu, Ibu Ana memberikan konseling kepada Fitri dengan sebuah cerita-cerita yang berguna untuk menumbuhkan semangat Fitri. Tetapi usahanya yang pertama tidak berhasil. Fitri masih belum mau berangkat ke sekolah. Bu Ana tidak patah semangat untuk terus membujuk Fitri. Ia terus datang memberikan konseling yang berupa cerita-cerita berguna untuk menumbuhkan semangat Fitri. Dan setelah beberapa kali di konseling oleh gurunya, akhirnya Fitri bersemangat kembali dan mau berangkat sekolah. Di sekolah Fitri menjadi anak yang terpandai. Prestasi Fitri terus meningkat dan guru-guru serta teman-temannya bangga dan senang terhadap Fitri.

KONSELING YANG DIBERIKAN
KONSELING (CERITA ) I
Di Inggris ada seorang anak yang bernama William. Ia baru berusia 9 tahun. William anak yang pandai. Ia bercita-cita untuk menjadi seorang pengacara yang handal.
Suatu hari, William ingin bersepeda keliling komplek sekitar rumahnya. Saat bersepeda ia terjatuh dan saat itu juga ada mobil yang melaju kencang dari arah yang berlawanan. Pengemudi tidak melihat kalau ada William yang sedang terjatuh dan berusaha untuk bangun. Dan kemudian terdengar suara ”braak” keras sekali. William tertabrak mobil. Seluruh tubuhnya berdarah.
Kemudian William dilarikan ke rumah sakit terdekat. Sampainya di rumah sakit, William di periksa dan saat itu dokter memutuskan untuk mengamputasi tangan William. Dan itu adalah keputusan terbaik untuk menyelamatkan William.
Setelah siuman, William kaget karena merasa tangannya menjadi pendek dan jari-jarinya pun tidak ada. William syock dan sangat terpuruk. Orang tuanya pun bingung bagaimana caranya agar William bisa menerima keadaannya dengan ikhlas.
Beberapa hari kemudian William dibawa pulang. Di rumah, orang tua, adik, dan kakak William selalu menghibur dan memberikan semangat kepada William. Meskipun semua itu butuh proses, tapi mereka tidak putus asa memberikan semangat kepada William. Sampai akhirnya, William bersemangat kembali dan mau melanjutkan sekolahnya.
William tidak pernah malu dengan keadaanya. Ia tetap percaya diri. Beberapa tahun kemudian William lulus dengan nilai yang tertinggi. Kemudian ia melanjutkan sekolahnya dan ia masuk perguruan tinggi yang ternama, Oxford University. Prestasi William terus meningkat dan sampai akhirnya William lulus S2.
Setelah itu, William diminta untuk menjadi seorang pengacara. Dan karena semangat dan kegigihannya kini William menjadi seorang pengacara yang handal dan ternama di Inggris.

KONSELING (CERITA) II
Di sebuah kota yang ternama di Indonesia yaitu Jakarta, ada seorang anak yang bernama Sinta. Ia anak yang sangat cantik, pandai, bahkan ia banyak dikagumi dan disegani oleh orang-orang yang ada disekitarnya. Ia selalu ramah dan berbuat baik kepada setiap orang. Ia selalu mengisi hari-harinya dengan tawa dan canda.
Pada suatu hari, Sinta dan keluarganya hendak pergi ke rumah neneknya untuk menjenguk keluarga yang ada di sana. Sampainya di tengah perjalanan, tanpa diduga mobil yang ditumpangi Sinta dan keluarganya bertabrakan dengan sebuah mobil yang melaju kencang. Mobil Sinta terbalik dan meledak. Tapi untungnya Sinta dan keluarganya berhasil menyelamatkan diri sebelum mobilnya meledak, walaupun saat itu juga Sinta terkena percikan api pada bagian wajahnya dan keluarganya mengalami luka-luka.
Sinta yang ketika itu berusia 12 tahun menangis meraung kesakitan. Akhirnya mereka dilarikan ke rumah sakit oleh warga setempat. Setelah beberapa hari, mereka pun sembuh, namun sayangnya luka yang ada di wajah Sinta tidak dapat dihilangkan dan membekas.
Kemudian mereka pun pulang ke rumah den melanjutkan aktivitas seperti biasanya. Sinta yang mengalami hal, yang bagi orang itu sangat berat, tetap bersemangat melanjutkan kehidupannya. Dia tidak pernah minder dan tetap percaya diri walaupun keadaannya seperti itu. Dia mau berangkat sekolah seperti biasanya dengan senang dan percaya diri. Dan akhirnya, berkat semangat dan kegigihannya Sinta menjadi siswa yang pandai dan prestasinya terus meningkat. Sinta terus melanjutkan sekolahnya sampai ke perguruan tinggi dan akhirnya kini menjadi pakar kecantikan yang memiliki segudang prestasi. Ia memiliki salon kecantikan di Jakarta dan bahkan sekarang telah membuka cabang di kota-kota besar yang ada di Indonesia.

KONSELING (CERITA) III
Di sebuah desa, tinggallah seorang wanita yang bernama Dina. Ia seorang wanita yang sangat nakal. Ia selalu membantah jika di nasihati orang tuanya. Tetapi saat beranjak dewasa ia mulai sadar dan menjadi baik. Ketika ia dewasa, ia menikah dengan seorang pengusaha. Dan hidupnya terjamin.
Saat ia hamil anaknya yang pertama, kenakalan dia kambuh lagi, dia selalu minum minuman keras dan ia tidak peduli kalau dia sedang hamil. Sampai saat kelahiran anaknya tiba, Dina dilarikan ke rumah sakit. Tanpa diduga, bayinya yang diberi nama Riko mengalami cacat tubuh pada bagian kakinya. Saat itu juga Dina menyesal karena gara-gara kelakuannya yang selalu mabuk saat hamil, anaknya menjadi cacat.
Setelah itu, Dina menjadi ibu yang baik dia selalu mengurus Riko dan menerima keadaan anaknya dengan ikhlas. Ia sangat menyayangi anaknya karena ia begitu merasa bersalah terhadap anaknya. Berbagai cara dilakukan oleh Dina utnuk memberikan pengertian kepada anaknya agar anaknya mau menerima keadaannya dnegan ikhlas.
Sampai akhirnya, Riko berusia 11 tahun. Saat itu, Riko sempat mengalami patah semangat karena merasa minder dengan keadaanya. Namun, seluruh keluarga Riko terus memberikan dukungan dan semangat kepada Riko. Ahirnya Riko mau bersekolah kembali meskipun dia masih sedikit kurang percaya diri. Dina, sebagai ibunya selalu menyemangati Riko. Dan setelah beranjak 12 tahun semangat Riko tumbuh kembali. Riko lulus dengan nilai yang baik dan nilainya tertinggi. Setelah itu, Riko melanjutkan sekolahnya ke Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Prestasi Riko terus meningkat. Dan akhirnya Riko melanjutkan studinya di universitas ternama si Amerika.
Setelah lulus S2, Riko kembali ke Indonesia. Riko melamar pekerjaan kesana kemari. Sampai pada akhirnya Riko diterima untuk menjadi dosen di universitas negeri terbaik di Indonesia. Karena prestasinya yang terus meningkat, akhirnya Riko diangkat menjadi Rektor. Selain itu, Riko juga membuka yayasan untuk anak penyandang cacat di dekat rumahnya. Dan kini hidup Riko bahagia sekali.
sekian terima kasih semoga bisa membantu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar