Like if u like,,,,

2 Des 2010

Hutan dan obat-obatan



Sebuah survei terhadap 150 jenis obat beresep yang umum digunakan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 57 persen mengandung sedikitnya satu senyawa aktif yang didapat dari alam. Sebagian besar di antaranya didapat dari hutan tropis, antara lain adalah senyawa kontrasepsi, pengendur otot, senyawa anti bakteri, aprodisiak, dan obatobatan yang digunakan untuk mengobati gagal jantung, malaria, kanker, dan penyakit lainnya. Penduduk asli di hutan tropis memiliki pengetahuan yang luar biasa tentang tumbuhan obat-obatan, dan di sejumlah besar wilayah penyembuh tradisional merupakan penyedia jasa pelayanan kesehatan yang utama. Bukti kemampuan pengobatan tradisional makin berkembang, dan tumbuhan obat-obatan dari wilayah tropis kini digunakan di seluruh dunia. Permintaan tumbuhan obat-obatan yang terus meningkat ini menyebabkan sekitar setengah dari 20.000 jenis tumbuhan yang digunakan terancam punah. Contohnya, populasi tumbuhan Prunus africana yang kulit kayunya digunakan untuk mengobati masalah prostat, turun secara dramatis di Kamerun. Cerita serupa terjadi pula pada berbagai jenis tumbuhan yang lain. Ada sejumlah besar kontroversi mengenai pemanenan tumbuhan obat-obatan untuk pasokan industri farmasi sejenis cacing filaria (onchocerciasis). Di Amerika Selatan, pembabatan hutan yang dilakukan untuk peternakan sapi menyebabkan peningkatan populasi kelelawar vampire secara dramatis. Kelelawar ini merupakan tempat tinggal alami penyakit rabies. Penyakit Chagas diungkapkan memiliki keterkaitan dengan imigrasi dan pembabatan hutan. Pembangunan bendungan dan irigasi di wilayah hutan menyebabkan peningkatan penyakit malaria, penyakit cacing “guinea”, demam berdarah dan pes. Banyak wilayah hutan yang kaya akan mineral, dan kegiatan pertambangan mempengaruhi kesehatan penduduk setempat dalam berbagai hal. Sebagai contoh, pertambangan emas sering dikaitkan dengan insiden keracunan merkuri, yang menurunkan ketahanan tubuh terhadap penyakit dan dapat menyebabkan kegilaan. Merkuri digunakan dalam pemrosesan emas dan banyak ditemukan dalam kadar tinggi yang berbahaya dalam aliran air dan ikan di Amazonia, Filipina, dan di berbagai tempat lainnya. Eksploitasi mineral, kayu, dan sumberdaya alam yang lain secara umum berkaitan dengan perpindahan manusia keluar dan masuk wilayah hutan. Penduduk yang tinggal pengambilan kayu, dan pertanian – dapat meningkatkan kondisi depresi dan putus asa serta hilangnya kearifan local dan sumberdaya yang penting. Komunikasi yang efektif dengan penduduk hutan menuntut pemahaman dan penghargaan terhadap pandangan hidup mereka. Pengetahuan lokal tentang makanan dan obat-obatan tidak diragukan lagi sangat bermanfaat bagi para profesional di bidang kesehatan Barat. Sama pentingnya adalah bahwa pengakuan yang lebih baik terhadap nilai pengetahuan lokal dapat menimbulkan rasa percaya diri dari penduduk hutan tersebut. Kondisi ini memiliki implikasi positif terhadap kesehatan mental mereka.

cifor.cgiar.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar