Like if u like,,,,

8 Nov 2010

Baharudin, Guru Hebat Desa Terpencil

Guru Gugat Murid Gara-gara Gambar Kelinci
hehehe maaf ilustrsinya kurang pas,,,
tapi semoga bisa mewakili...


JAKARTA, KOMPAS.com--Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, cita-cita Bahrudin (39) sebagai seorang guru mengantarkan dirinya ke dalam sebuah daerah terpencil tujuan transmigrasi bernama Terentang Hulu, Kalimantan Barat.
Setelah diberikan surat penugasan pada tahun 1993 untuk pindah ke Terentang, Bahrudin yang menetap di Kota Pontianak pun memenuhi panggilan tugas itu dengan ikhlas. Tujuannya sederhana yakni menjadi guru dan memberikan sedikit ilmunya agar bermanfaat bagi orang lain.
"Banyak guru yang menolak diberangkatkan ke sana karena daerah itu daerah PKI dulu, jadi banyak yang nggak berani," ujarnya, Senin (16/8/2010), saat menerima penghargaan guru berprestaai di Plaza Mandiri, Jakarta.
Bagai mengajar di Negeri Cina
Pada awal masuk di SD Negeri 6 Terentang Hulu, Bahrudin dihadapkan pada kondisi di mana masyarakat sekitarnya masih belum paham akan pentingnya pendidikan.
Maklum, wilayah terpencil ini minim akses informasi. Mayoritas masyarakatnya pun merupakan keturunan Tiong Hwa dengan bahasa ibu Mandarin, sisanya baru suku Dayak. "Untuk mengerti saya bicara apa, mereka tidak mengerti. Apalagi kalau disuruh sekolah," ujarnya kepada Kompas.com.
Akhirnya, Bahrudin dan rekan-rekannya di SD Negeri 6 Terentang Hulu pun berusaha meyakinkan penduduk sekitar dan akhirnya terjaring sekitar belasan anak. Perlu kesabaran memang dalam meyakinkan anak-anaknya untuk disekolahkan. "Tapi alhamdulillah murid kita dari kelas 1-6 sekarang sudah ada 60 orang, dan kelulusan 100%," ujar guru kelas yang mengajar seluruh mata pelajaran ini.
Bahrudin memegang kelas 6 dengan total murid dalam kelasnya yakni tujuh orang. "Semua lulus. Dari tujuh, semuanya melanjutkan ke SMP," ujarnya bangga.
Minim fasilitas, maksimalkan prestasi
Dengan segala karakteristiknya sebagai daerah terpencil, SD Negeri 6 Terentang Hulu pun tak bisa berharap banyak diakomodasi fasilitas super lengkap layaknya sekolah di pusat kota.
"Kita tidak punya fasilitas olahraga. Lab komputer. Jangankan fasilitas itu, listrik juga belum masuk ke daerah kami," ujar Bahrudin.
Tidak mau menyerah pada kondisi, para guru sekolah tersebut pun memaksimalkan apa yang dimiliki sekolah. Tidak ada listrik, genset pun digunakan seperlunya saja. Tidak ada lapangan dan alat olahraga, nyatanya juga tidak mengecilkan niat para peserta didik SDN 6 Terentang Hulu.
"Karena kita nggak punya fasilitas olahraga, kita lakukan saja apa yang kita bisa. Kita fokuskan olahraga pada atletik, dan alhamdulillah berkat olahraga ini, sekolah jadi cukup dikenal," ujar bapak tiga anak tersebut.
Bahrudin mengungkapkan hingga kini SDN 6 Terentang Hulu sudah mengoleksi 34 medali, yang sebagian besar disumbangkan dari bidang olahraga, terutama dari cabang atletik. Selain kendala fasilitas, sekolah itu pun punya kendala lain di bidang transportasi. Akses ke SDN 6 Terentang hanya mengandalkan transportasi air.
Pada musim kemarau, sekolah ini bahkan harus ditempuh dalam waktu sehari semalam dari pusat kota Pontianak. Susahnya sekolah ini dijangkau pihak luar pun semakin menyulitkan SDN 6 Terentang mendapatkan perhatian lebih dari pusat.
Semua Cukup, Asal Bersyukur Dengan segala tantangannya, Bahrudin mengaku tidak berniat pindah mencari pekerjaan lain. "Sudah 17 tahun saya menggarap di sini, dan tidak ada terbesit niat sekalipun saya pindah dari sini (Terentang Hulu)," ujarnya.
Menurut Bahrudin, selama menjalani tugasnya sebagai guru, ia selalu memegang tekadnya untuk mengabdi sebagai perpanjangan tangan pemerintah mengembangkan anak didiknya. Apakah penghasilan sudah mencukupi?
"Namanya manusia kita harusnya bersyukur sama apa yang kita punya. Dengan bersyukur, kita akan merasa cukup. Kita akan mati dan apa yang akan kita bawa hanya kebaikan," tandas Bahrudin.
Tak pelak sikap Bahrudin ini pun akhirnya diapresiasi pemerintah dengan menobatkannya sebagai guru berprestasi nasional di wilayah terpencil bersama dengan 212 guru berprestasi tingkat nasional lainnya


www.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar