Like if u like,,,,

14 Des 2010

IPS Sebagai Nilai


 
Dewasa ini dunia pendidikan semakin terpuruk karena dianggap gagal mendidik generasi muda Indonesia. Dan porsi kegagalan terbesar dari kegagalan itu adalah model pengajaran yang diterapkan selama ini. Tidak bisa dipungkiri bahwa selama beberapa dekade ini pendidikan hanya menyuguhkan hafalan dan siswa dianggap sebagai mesin foto kopi yang harus menghafal berlembar-lembar. Siswa tidak diajak untuk berpikir dan bagaimana berpikir untuk mengembangkan hidup. Pendidikan kurang menyentuh pada pembentukan watak dan moralitas seseorang sehingga yang muncul adalah dehumanisasi dan dekadensi moral. Lepas dari faktor penyebab kegagalan, guru memegang peranan penting dalam soal sukses tidaknya proses pembelajaran.

  Jika menilik kebelakang sebentar dengan proses pembelajaran selama ini adalah dunia pendidikan ( guru, red. ) masih menggunakan paradigma lama sehingga siswa tidak diberi kesempatan yang bebas untuk mengkreasikan secara aktif ide atau gagasannya. Dengan kata lain siswa merupakan botol kosong yang harus diisi sebanyak-banyaknya, hal ini berimplikasi bahwa siswa harus rela menyerahkan hak-haknya sewaktu dilakukan pengisian. Sistem komando dan maha tahu menjadi mantra yang sangat ampuh untuk selalu melegitimasi tindakannya. Pada paradigma lama tidak bisa dipungkiri bahwa guru sering melakukan hal-hal berikut misalnya ; memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa, mengkotak-kotakkan siswa berdasar tingkat keberhasilan dalam menghafal dan memacu siswa untuk berkompetisi bagaikan ayam adun. ( lihat; Anita Lie : Coorporative Learning, Grasindo, Jakarta, 2003, hal. 3 ). Seiring tuntutan jaman dan semakin meningkatnya kebutuhan pendidikan maka dunia pendidikan harus berbenah diri sehingga tercipta kualitas pendidikan yang lebih baik. Untuk itu, guru harus berani mengubah paradigma lama kedalam paradigma yang lebih baru. Guru jangan hanya mengacung-acungkan keris yang bengkok, sudah karaten dan tumpul dalam proses belajarnya. Sekarang pusaka tidak hanya keris tetapi masih banyak lagi yang mempunyai fungsi sama dan bahkan lebih efisien penggunaannya.

IPS SD sebagai Pendidikan Nilai (value education), yakni :
· Mendidikkan nilai-nilai yang baik yang merupakan norma-norma keluarga dan masyarakat;
· Memberikan klarifikasi nilai-nilai yang sudah dimiliki siswa;
· Nilai-nilai inti/utama (core values) seperti menghormati hak-hak perorangan, kesetaraan, etos kerja, dan martabat manusia (the dignity of man and work) sebagai upaya membangun kelas yang demokratis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar