CERITA DAN PERMASALAHAN
Pada suatu hari yang cerah,
saat liburan sekolah sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anaknya
yang bernama Fitri, sedang menikmati liburan bersama. Ibu sedang memasak di
dapur dengan dibantu Fitri dan ayah sedang menonton televisi. Keharmonisan
keluarga tersebut ditandai dengan candaan hangat yang tak jarang membuat Fitri
tertawa begitu senangnya.
Ditengah gurauan tersebut,
tiba-tiba terdengar bunyi ”dor” dengan sangat keras dari kompor gas yang
meledak. Seketika rumah Fitri hangus terbakar. Tidak ada yang menduga akan
terjadi hal seperti itu. Nyaris seluruh bagian rumah habis termakan si jago
merah tak terkecuali ayah dan ibu Fitri. Mereka meninggal saat itu juga karena luka bakar yang sangat parah. Tetapi,
Tuhan berkehendak lain, Fitri selamat. Ia mampu menyelamatkan dirinya. Akan
tetapi sebagian dari wajah dan tangannya terkena api. Fitri menangis karena
tidak tahu dimana orangtuanya dan kesakitan akan luka bakarnya. Warga datang
membantu memadamkan api tapi sayangnya
tetap tidak dapat diselamatkan.
Fitri yang ketika itu berusia
sepuluh tahun kini harus hidup sebatang kara. Tetapi kemudian ia di asuh oleh
sebuah Panti Asuhan Kasih Bunda. Fitri menjadi anak yatim piatu. Mengingat keadaan itu, Fitri syock berat. Ia tidak mau makan dan
sekolah. Ia hanya mengurung diri di dalam kamar panti asuhan. Fitri benar-benar
merasa kehilangan dan parahnya lagi luka bakar yang ada di wajah dan tangannya
tidak dapat hilang dan membekas sehingga tubuh Fitri tidak secantik dan
sesempurna dulu lagi.
Ibu Ita, yang menjadi pengasuh
serta pemilik Panti Asuhan Kasih Bunda merasa kasihan terhadap Fitri. Setiap
kali melihat Fitri selalu menangis dan diam, Ibu Ita merasa tidak tega
dengannya. Setiap hari, Ibu Ita memberikan nasihat dan semangat untuk Fitri,
tetapi tidak ada perubahan sama sekali. Hanya menangis yang selalu dilakukan
Fitri.